Senin, 29 Desember 2014

episode 25



           Keputusan Mila untuk menutupi fakta masa lalunya dengan Kartika berhasil tertutupi tanpa menimbulkan kecurigaan dari Rio.begitupun keputusan Kartika untuk tidak bertanya kepada Rio perihal Mila,semata hanya untuk melupakan semua masalah dimasa lalu bahkan Kartika berharap untuk tidak bertemu Mila.hingga Rio diperbolehkan pulang,baik Mila dan Kartika tidak jua bertemu karena Mila memilih tidak menjenguk Rio sejak hari dimana Mila bertemu Farah.seperti ikatan batin,Kartika selalu berharap setiap saat menjenguk Rio bahwa ia tidak akan bertemu Mila dan  harapan itu terwujud.hingga Rio tiba dirumah,hanya Kartika dan Rita yang setia bersama Rio.

Awalnya Rio tidak sedikitpun curiga mengenai Mila yang tidak datang kembali menjenguk Rio setelah hari pertama ia siuman,Rio berfikir itu hal wajar perihal Kartika kemungkinan curiga mengenai suara wanita yang ia dengar dan Mila takut untuk kemungkinan terjadi pertemuan tidak disengaja jika ia selalu berada dirumah sakit.namun semua kemungkinan Rio terpatahkan karena bukan hanya dirumah sakit Mila dan Rima tidak datang,ketika Rio pulang dan ia kembali beraktifitas normal,Mila tidak jua datang atau menghubungi Rio. Rio pun memutuskan bertemu Mila.firasat buruk yang mendera Rio perihal Mila dan Rima terbukti,ketika Rio tidak melihat mereka berada dirumah,pintu maupun jendela tertutup rapat.Rio segera menemui pemilik rumah kontrakan itu.

            ‘’ternyata Mila benar,kamu pasti datang mencarinya[memberi surat].sebelum dia pergi,ia menitipkan surat ini.saya sempat bilang kenapa nggak langsung saja bicara sama kamu,saya pikir kalian kenal cukup dekat.tapi ia beralasan ia tidak punya waktu untuk bicara.saya pikir kamu tidak akan datang kesini karena saya menunggu kamu hampir dua minggu,eh akhirnya kamu datang juga.’’[ucap pemilik rumah kontrakan]

            ‘’terima kasih ibu mau menunggu dan tidak membuang surat ini.saya juga tidak tahu,ia tiba-tiba pergi.sekali lagi terima kasih.kalau begitu saya pamit.’’

          ‘’iya.’’

Rio berjalan lunglai menatapi surat yang belum diketahui isinya.keterkejutannya menerima kenyataan Mila dan Rima telah pergi dan tidak mengetahui keberadaan mereka dari siapapun belum jua reda,keterkejutannya bertambah saat ia membaca isi surat yang begitu gamblang mengetahui alasan dibalik kepergian Mila secara diam-diam.bahkan Mila memberi kebebasan untuk tidak memberitahu Kartika fakta hubungan Mila dan Rio dimasa lalu dan status Rima,semua itu untuk menghindari Kartika dari sakit hati mendalam jika mengetahui dua fakta yang tidak pernah disangka.perlahan air mata menetes seraya memegang keningnya terasa pusing.

            ‘’bagaimana ini bisa terjadi,kenapa ini harus terjadi.’’[teriak Rio memukul mukul setir mobil luapan semua rasa dibenaknya]

Disamping kebimbangan Rio setelah mengetahui kenyataan hubungan Kartika dan Mila dimasa lalu dan memiliki kebebasan untuk tidak memberitahu semua fakta itu untuk tetap menjaga hubungan Kartika dan Rio,disisi lain Kartika pun diambang kebimbangan mengenai semua keganjilan yang ditemukannya.dimulai dari suara wanita dan anak kecil serta hubungan pertemanan Rio dengan Mila,akankah ia buka pertanyaan itu kepada Rio atau disimpan hingga Rio sendiri yang membuka jawaban tanpa harus diberi pertanyaan.namun bertambah waktu menunggu,bertambah pula rasa penasaran dibenak Kartika untuk segera mengetahui jawaban pasti.Tika pun memutuskan menghubungi Farah untuk mencari kepastian pilihan terbaik.

           ‘’ibu belum tidur kan,maaf ya aku telpon malam-malam.’’

            ‘’ibu mengerti,jika kamu telpon selarut ini pasti ada masalah yang tidak bisa kamu selesaikan dan kamu minta pendapat ibu.’’

           ‘’ibu sangat paham sekali isi hatiku.iya,aku ada masalah.aku bingung bu harus melakuakn apa.aku ingin yang terbaik untuku dan untuk Rio.’’

            ‘’kalian ada masalah apa?’’

            ‘’apa pendapatku ini benar.aku ingin melupakan semua yang sudah kudengar hanya demi kenyamanan hubungan kami,tapi yang kudengar itu tidak mudah dilupakan dan bersikap seolah tidak ada yang kudengar dan tidak mencurigainya.aku ingin percaya,aku ingin kepercayaan ini tidak runtuh.’’

             ‘’sesuatu yang hanya kamu dengar dari pihak ketiga atau hanya sekedar siulan,lebih baik kamu pertanyakan hal itu untuk mengetahui kebenarannya,jangan disimpan dan jangan selalu beranggapan sebelum kamu mendapat jawaban.bukankah suatu hubungan harus didasari dengan kepercayaan dan kejujuran,jika kamu hanya berpegang teguh dengan kepercayaan tanpa memperdulikan kejujuran,lambat laun kepercayaan itu akan runtuh.apa salah nya bertanya tentang hal yang hanya baru kamu dengar,jika kamu percaya padanya,ibu yakin semua jawaban yang ia berikan akan kamu terima dengan lapang dada.memendam rasa penasaran itu tidak baik Tik,kamu akan merasakan sakit sendiri,sepanjang waktu kamu tidak akan bisa tenang.’’

            ‘’sepanjang waktu ini aku memang tidak tenang bu.setiap bertemu dengannya,ingin sekali pertanyaan dibenak ini terlontar,tapi melihat senyum kami yang selalu terjaga,aku takut aku tidak bisa tersenyum seperti itu jika ia memberi jawaban yang tidak ingin kudengar.aku bingung bu.’’[berlinang air mata]

            ‘’memang terkadang kenyataan lebih pahit,namun suka tidak suka harus kamu hadapi karena itulah hidup,kita tidak bisa selalu menutupi kenyataan untuk mendapat kebahagiaan terus menerus,ada kalanya suatu saat senyum itu pasti akan menghilang karena sekuat dan sepintar apapun menutupi sebuah fakta,pada akhirnya akan terbuka dengan caranya sendiri dan kamu tidak akan bisa menghentikannya.’’

Pernyataan terakhir Farah telah merubah pikiran Tika yang semula tetap membungkam mulut untuk tidak bertanya perihal semua yang ia dengar.apapun jawaban yang akan diberikan Rio,akan Tika hadapi dengan tenang dan tetap memegang teguh kepercayaan terhadap Rio.

         Tiba sebuah keputusan dari Kartika untuk menyelesaikan kebimbangan dalam hatinya.dengan berfikir positif dan percaya kepada Rio,Tika memberanikan diri mengungkap pertanyaan dibenaknya setelah pulang kerja ditempat biasa mereka bertemu.

Tanpa curiga,Rio pun datang memenuhi janji yang Tika buat siang tadi.dengan senyum manis,Rio menyambut Kartika yang sudah lebih dulu duduk dibangku taman membalas senyum Rio.

              ‘’kangen ya dua minggu kita tidak berbincang-bincang ditaman ini.’’

             ‘’selama kamu diruamh sakit,kita juga sering ketemu,berbincang-bincang,mana mungkin aku kangen.’’

             ‘’jadi kamu nggak kangen aku?’’ 

            ‘’bukan begitu,maksud ku.aku suruh kamu kesini karena aku ingin bertanya sesuatu.’’

Senyum Rio seketika hilang saat Tika mengucapkan kalimat itu,sudah ditebak Rio pertanyaan yang akan Tika utarakan tentang suara yang ia dengar.dan Rio pun tidak mempunyai persiapan apapun untuk menjawab jujur atau mencari alasan lain.

             ‘’aku bukannya tidak percaya sama kamu,aku hanya ingin kita saling terbuka,sekecial apapun,harus diutarakan.itu kan prinsip yang selama ini kita pegang hingga kita mencapai hubungan selama ini.kamu mengertikan,aku harap kamu tidak tersinggung jika aku pertanyakan hal ini.’’

             ‘’aku sudah tahu apa yang ingin kamu tanyakan.suara anak kecil dan wanita dewasa saat kamu menghubungi ibu.ibu cerita padaku,ia tampak panik saat mengetahui bahwa kamu mendengar percakapan kami saat aku baru siuman.kenapa baru kamu tanyakan hal ini sekarang,padahal saat kamu datang,aku sudah mempersiapkan jawabannya,tapi kamu tidak membahasnya.aku pikir karena kamu takut menyinggung perasaanku karena aku baru pulih.apa itu benar.’’

              ‘’aku sangat khawatir sampai tidak peduli apa yang kudengar saat itu.yang ada dipikiranku hanyalah kesehatanmu,yang penting kamu cepat sembuh dan cepat sehat kembali.tadinya aku ingin melupakan semua yang kudengar seakan tidak ada yang kudengar tapi suara itu selalu ada dipikiranku bahkan sampai terbawa mimpi.aku tidak bisa berpura-pura baik-baik saja.’’ 

             ‘’baiklah.kita akan saling jujur.aku akan jujur padamu,akan aku buka semua masa laluku,kau pun juga harus membuka semua masa lalumu.semua ini kita lakukan agar tidak lagi ada pertanyaan tentang masa lalu saat kita sudah menjadi satu keluarga.apa kau bersedia membuka semua aib dimasa lalumu?’’

            ‘’Rio.aku hanya bertanya...’’

           ‘’aku menuntaskan semuanya.pertanyaanmu itu bukan pertanyaan sederhana,jika kau ingin aku jawab sejujurnya,kisah masa lalumu akan ikut didalamnya.’’

            ‘’apa maksudmu?’’

            ‘’suara wanita yang kau dengar adalah seseorang ku tolong pada peristiwa percobaan penculikan hingga aku tertikam pisau,dan ia orang yang ku kenal dimasa lalu,ia wanita yang pernah kucintai sepuluh tahun yang lalu dan suara anak kecil itu adalah putrinya.namanya...... [menarik nafas]....Mila Sartika.ia...juga teman kecil kamu dipanti Bunda Farah.aku ingin dengar masa kecil kamu dengannya.’’

Kartika terperanjat mendengar semua yang Rio ungkapkan secara gambalang,ditambah menyebut nama yang sangat tidak asing bagi Kartika bahkan Rio telah mengetahui Tika mengenal Mila.

Disamping keterkejutan Kartika mendengar satu fakta.ditempat berbeda,Mila juga terkejut saat menoleh kearah seseorang yang memanggil namanya ketika hendak keluar dari apotek.

           ‘’benarkan kamu Mila Sartika.’’[ucap Nana mendekati Mila meyakini sekali lagi]

         ‘’Nana?’’

        ‘’iya aku Nana.sejak aku duduk lagi nunggu obat diapotek,aku perhatikan muka kamu nggak asing,aku ingat-ingat ternyata benar ingatanku masih bagus.nggak sangka kita bisa ketemu disini.’’

         ‘’iya,sudah sangat lama dan akhirnya kita bisa bertemu.’’

         ‘’ada yang sakit?’’

         ‘’iya,anakku.aku harus cepat-cepat pulang,kasihan Rima dirumah lagi demam.’’ 

         ‘’rumah mu disekitar sini?’’

         ‘’iya.’’

         ‘’rumahku juga disekitar komplek ini,kalau begitu kita jalan bareng sambil ngobrol,aku juga ingin kenal anak kamu.boleh kan.’’

         ‘’gimana ya.’’

        ‘’ayo lah,kita sudah lama nggak ketemu,kalau hanya sampai disini,kita akan kehilangan kontak lagi,kalau aku tahu rumah kamu,mungkin kita bisa dekat lagi.naik mobil ku saja,biar cepat sampai rumah kamu,kasihan anak kamu nunggu.ayo.’’

Tanpa mengetahui bahwa Nana juga sangat dekat dengan Kartika dan Rio,Mila membiarkan Nana mengetahui tempat persembunyiannya.

           ‘’sebenarnya ini bukan rumahku,rumah temanku.duduk saja dulu,aku mau beri obat anakku dulu.’’

          ‘’boleh kulihat anakmu.’’

Nana pun mengikuti Mila masuk kamar.

           ‘’Rima sayang,minum obat dulu ya.’’[ucap Mila membangunkan Rima,lalu memberi obat penurun panas]

            ‘’sudah berapa lama badannya panas?’’[tanya Nana khawatir melihat wajah pucat Rima]

           ‘’sejak kemarin.’’

           ‘’sejak kemarin kamu beri obat itu dan panasnya belum turun juga,kamu nggak curiga.kamu nggak coba bawa dia kedokter?’’

            ‘’sudah ada perubahan,ini hanya demam.’’

            ‘’kamu ini,sudah berapa  lama sih mengurus anak,ayo kita kedokter.disekitar sini ada klinik,aku tahu tempatnya,ayo bawa anakmu kedokter.’’

             ‘’tidak perlu,besok juga sudh turun panasnya.’’

             ‘’kamu nggak kasihan lihat anakmu kesakitan,lihat wajahnya pucat begitu,kamu mau anakmu kenapa-kenapa karena kamu gengsi meminta tolong sama teman sendiri.’’

Dengan pernyataan Nana yang mampu menambah kecemasan Mila terhadap kondisi Rima,akhirnya mereka berangkat menuju klinik yang sudah diketahui Nana.dan terbukti bahwa Rima bukan hanya sekedar demam biasa.ia terkena gejala tifus.walau tidak harus dirawat,Rima harus cukup istirahat hingga pulih.mengetahui alasan Mila tidak segera membawa Rima berobat karena biaya terlihat dari wajah cemas saat mengetahui jumlah biaya pengobatan,Nana segera melunasinya.

           ‘’benarkan dugaanku,untung saja hanya gejala tifus.’’[membantu merebahkan Rima diranjang saat sudah kembali kerumah]

           ‘’terima kasih banyak.kita baru bertemu kembali tapi aku sudah merepotkan kamu.pertemuan yang salah.’’

        ‘’jutru karena pertemuan ini,anakmu bisa selamat.kalau kita nggak bertemu,apa mungkin kamu  bawa anakmu kedokter?’’

        ‘’alasan ku tidak bawa rima kedokter.’’

        ‘’aku tahu,jangan dibahas lagi.itu gunanya teman,jangan hanya dikala senang,dikala sulit pun harus bisa jadi penolong.obatnya diminum teratur,makanannya  juga harus diperhatikan.besok aku boleh datang lagi kan.’’

          ‘’tentu boleh.’’

          ‘’ini sudah malam,aku pulang dulu,besok sebelum aku berangkat kerja,aku mampir kesini bawa sarapan buat Rima.’’

           ‘’nggak perlu,aku bisa bikin sarapan buat Rima.’’

           ‘’kebetulan rumah aku nggak jauh dari rumah ini,jadi nggak repot,Cuma bubur,aku tahu langganan tukang bubur yang enak dikomplek ini.oke,aku pulang dulu.’’

           ‘’sekali lagi terima kasih.’’

         ‘’oke.’’

Terkuak sudah tempat Mila bersembunyi setelah kehilangan jejak selama dua minggu lebih dan rumah yang kini ditempati Mila bukan diujung kota maupun ditempat yang tidak akan pernah ditemui Rio,melainkan sangat dekat dengan rumah Nana satu satunya orang yang sangat mengenal Mila dan semua masa lalunya.tidak tertinggal Rio juga telah mengetahui kisah masa kecil Kartika dan Mila yang penuh drama,kisah yang selalu ingin dilupakan Kartika dan berharap tidak akan bertemu dengan orang itu seumur hidupnya,namun semua harapan itu sia-sia,Tika diharuskan mengingat kisah itu bahkan diketahui oleh beberapa orang terdekatnya dan lambat laun ia pun harus siap bertemu Mila teman kecil yang dianggap kakak hingga dewasa ikatan itu dipertemukan kembali dengan ikatan yang lebih dekat.
bersambung....

Sabtu, 13 Desember 2014

episode 24



      Kenyataan bahwa Kartika adalah seseorang yang sangat dikenal Mila,menambah kebimbangan Mila untuk memilih keputusan yang terbaik bagi Rio,Kartika dan dirinya sendiri.rasa menyesal dan bersalah sempat tersirat dibenak Mila setelah mengetahui kenyataan itu,namun semua penyesalan itu tidak berarti lagi.Rio telah mengetahui kenyataan bahwa ia memliki anak,begitupun rima.dan hubungan mereka lambat laun semakin dekat seiring berjalannya waktu.rasa sayang yang mulai tumbuh dari Rio terhadap Rima sebagai anak kandung telah tumbuh bertambah besar hingga mampu merubah sedikit ketakutan Rio menghadapi kenyataan pahit jika Kartika mengetahui fakta itu.

Semalaman suntuk,Mila tidak dapat tidur nyenyak memikirkan cara untuk mengahadapi kemungkinan terjadi jika semua itu terbongkar.fakta bahwa Kartika sudah mengetahui hubungan Mila dengan Rio dari Farah sangat diyakini Mila mengingat Farah sangat antusias mempertemukan mereka terlihat dari percakapan Farah dan Mila sore itu.dan benar saja firasat Mila terhadap Kartika.diwaktu bersamaan,Kartika hanya dapat merebahkan tubuhnya dengan mata terbuka.pernyataan Farah bahwa ia telah bertemu Mila dan Mila teman Rio,masih terniang jelas diingatannya.banyak pertanyaan dibenak Kartika mengenai hubungan Mila dan Rio yang tidak pernah ia ketahui.namun dibalik semua rasa herannya itu,terselip sebuah pertanyaan dari masa lalunya mengenai perasaan yang dirasakan Mila saat meninggalkan Kartika dipanti.masa lalu yang kembali diingat Kartika,masa kecil bersama Mila adalah masa yang tidak pernah terlupakan bagi Kartika.

              Pagi hari,Kartika masuk kantor seperti biasa.semua kegundahan hatinya berusaha dibuang sejauh mungkin untuk tidak lagi merasa sakit setiap mengingat masa lalu yang melibatkan nama Mila.namun ingatannya mengenai nasihat Farah untuk segera melupakan masalah dimasa lalu terhadap Mila, {''sebesar apapun masalahmu dengannya, jangan dijadikan dendam yang akhirnya tidak dapat dimaaafkan.''},membuat Tika termenung sejenak merenungi nasihat Farah.

          ‘’eh,pagi-pagi udah bengong.pikirin apa lagi sih!’’[tegur Nana menyadarkan Tika dari lamunan]

         ‘’nggak ada apa-apa.’’[ucap Tika kembali berpura-pura mengetik]

         ‘’terus,kenapa melamun.atau kepikiran perkataan Ibu Farah kemaren itu,soal Mila.’’

        ‘’iya.’’[jawab Tika singkat]

       ‘’by the way,aku masih belum ngerti alasan kamu tidak suka Mila diadopsi.apa karena kamu merasa dia curang,mereka yang seharusnya mengadopsi kamu,malah Mila yang diadopsi.atau kamu menolak adopsi karena ingin bersama Mila terus,tapi Mila memilih pergi meninggalkan panti asuhan.’’

        ‘’kamu tahu aku dekat sekali sama Mila karena kami satu sekolahan walau beda kelas.hampir setiap hari kami berangkat bersama.biarpun banyak anak satu panti yang sekolah bersama kami tapi hanya Mila yang membuatku nyaman.ia seperti kakak yang melindungi ku dari jahilan teman,membantuku saat ada PR yang sulit,mendengarkan keluhanku ketika aku sedang kesal.kami seperti kakak adik yang saling mengerti.ku pikir perasaannya sama seperti perasaanku selalu ingin bersamanya.aku menolak diadopsi karena aku ingin bersamanya lebih lama bahkan sampai kami besar,kami bekerja ingin selalu bersama,tapi sepertinya aku salah.Mila sangat ingin mempunyai orang tua,ia ingin merasakan kasih sayang orang tua,kesempatan itu tidak datang dua kali.ia mengajukan diri memohon diadopsi tanpa ragu dan meninggalkan ku dengan perasaan tidak menentu,kesal,sedih.itulah perasaanku saat ia pergi dan tidak pernah kembali bertahun-tahun.aku tidak dendam dengannya atau merasa sakit hati,aku hanya selalu meyakinkan hati ku tidak apa-apa-tidak apa-apa,itu semua kesalahan diriku yang terlalu berharap lebih terhadap perasaannya,berharap perasaanku sama dengan perasaannya,kenyataannya berbeda.bertahun-tahun ia tidak datang kepanti,membuatku semakin yakin perasaan yang kurasakan salah.ia hanya menganggapku teman biasa,bukan sebagai seorang adik.untuk itu aku berusaha mencari teman lain,bermain bersama mereka seperti layaknya teman biasa dan aku mendapatkan satu teman yang hingga sekarang tidak kusangka bisa bekerja bersama dikantor yang sama.’’[tersenyum kepada Nana]

        ‘’biarpun umurku tidak lebih dari Mila dan aku bukan tipe pelindung,tidak bisa membantu mengerjakan PR,tidak bisa menjadi teman curhat yang baik,tapi aku ingin menjadi teman yang setia,mengerti perasaan temanku.dan itu kamu.’’

        ‘’ibu Farah tidak tahu masalah ini,ia hanya tahu aku sedih karena aku menyesal menolak diadopsi.’’

       ''jadi begitu,mengapa ibu Farah bisa berkata itu padamu karena ia fikir kau membenci Mila.padahal semua itu salah kan.''

        ''iya aku tidak membencinya.''

kalimatnya terhenti namun dalam hatinya dilanjutkan {''tapi susah untuk melupakan dan memaafkannya‘’}.

        ''jika sebelumnya Mila mengatakan bahwa ia ingin sekali mempunyai orang tua sebelum kau menolak mereka mengadopsimu.apakah kau tetap menolak atau ikut orang tua baru mu?’’

        ‘’jika sebelumnya Mila mengatakan itu padaku dijauh hari,jika aku tahu isi hatinya,aku akan mengusulkan aku dan Mila diadopsi sebagai kakak adik agar kami bisa bersama.’’

       ‘’jadi sampai begitu rasa sayang kamu terhadap Mila,sampai kamu tidak ingin dipisahkan,tapi perasaan Mila terhadapmu tidak sebesar itu.perasaan itu yang membuat kamu terluka,karena kamu salah menilai Mila.’’

       ‘’sudah ya,jangan buat aku nangis dong.[mengusap air mata yang hampir terjatuh].itu sudah bertahun-tahun lamanya,saat itupun aku masih kecil,aku masih terlalu polos menilai sebuah rasa sayang.’’

        ‘’kalau tiba-tiba kalian bertemu lagi,apa yang mau kamu katakan?’’[lanjut Nana masih penasaran]

Tika diam sejenak menarik nafas panjang.

       ‘’seperti bertemu teman lama,menanyakan kabar.’’[jawab Tika datar]

       ‘’hanya itu?’’

       ‘’lalu,apa lagi.kamu berharap,aku mengatakan apa padanya?''[Tika meninggikan suaranya]

 mengetahui Tika mulai terlihat emosi,Nana mengerti perasaan yang kini Tika rasakan,ingin melupakan dan menyudahi percakapan ini.Nana pun menghentikan percakapan tanpa menjawab pertanyaan Tika.
         
seperti Kartika yang ingin menyudahi dan melupakan masa lalunya,Mila pun membuat keputusan sama.untuk sementara waktu Mila tidak ingin membuka masa lalunya terhadap Rio maupun Rita.cukup hanya dihari itu Rita mengetahui hubungan mereka dimasa lalu tanpa mengetahui masalah mereka.Mila pun memohon untuk tidak membuka semua yang diketahui Rita kepada Rio sampai Mila yang membukanya sendiri.dan permohonan itu pun diterima Rita hingga tiba Rio sudah diperbolehkan keluar rumah sakit,semuanya berjalan seperti biasa seolah tidak terjadi masalah baru.
bersambung.....