Keputusan
Mila untuk menutupi fakta masa lalunya dengan Kartika berhasil tertutupi tanpa
menimbulkan kecurigaan dari Rio.begitupun keputusan Kartika untuk tidak
bertanya kepada Rio perihal Mila,semata hanya untuk melupakan semua masalah
dimasa lalu bahkan Kartika berharap untuk tidak bertemu Mila.hingga Rio
diperbolehkan pulang,baik Mila dan Kartika tidak jua bertemu karena Mila
memilih tidak menjenguk Rio sejak hari dimana Mila bertemu Farah.seperti ikatan
batin,Kartika selalu berharap setiap saat menjenguk Rio bahwa ia tidak akan
bertemu Mila dan harapan itu
terwujud.hingga Rio tiba dirumah,hanya Kartika dan Rita yang setia bersama Rio.
Awalnya Rio tidak sedikitpun curiga mengenai Mila yang
tidak datang kembali menjenguk Rio setelah hari pertama ia siuman,Rio berfikir
itu hal wajar perihal Kartika kemungkinan curiga mengenai suara wanita yang ia
dengar dan Mila takut untuk kemungkinan terjadi pertemuan tidak disengaja jika
ia selalu berada dirumah sakit.namun semua kemungkinan Rio terpatahkan karena
bukan hanya dirumah sakit Mila dan Rima tidak datang,ketika Rio pulang dan ia
kembali beraktifitas normal,Mila tidak jua datang atau menghubungi Rio. Rio pun
memutuskan bertemu Mila.firasat buruk yang mendera Rio perihal Mila dan Rima
terbukti,ketika Rio tidak melihat mereka berada dirumah,pintu maupun jendela
tertutup rapat.Rio segera menemui pemilik rumah kontrakan itu.
‘’ternyata Mila benar,kamu pasti datang
mencarinya[memberi surat].sebelum dia pergi,ia menitipkan surat ini.saya sempat
bilang kenapa nggak langsung saja bicara sama kamu,saya pikir kalian kenal
cukup dekat.tapi ia beralasan ia tidak punya waktu untuk bicara.saya pikir kamu
tidak akan datang kesini karena saya menunggu kamu hampir dua minggu,eh
akhirnya kamu datang juga.’’[ucap pemilik rumah kontrakan]
‘’terima kasih ibu mau menunggu dan tidak membuang surat
ini.saya juga tidak tahu,ia tiba-tiba pergi.sekali lagi terima kasih.kalau
begitu saya pamit.’’
‘’iya.’’
Rio berjalan lunglai menatapi surat yang belum diketahui
isinya.keterkejutannya menerima kenyataan Mila dan Rima telah pergi dan tidak
mengetahui keberadaan mereka dari siapapun belum jua reda,keterkejutannya
bertambah saat ia membaca isi surat yang begitu gamblang mengetahui alasan
dibalik kepergian Mila secara diam-diam.bahkan Mila memberi kebebasan untuk
tidak memberitahu Kartika fakta hubungan Mila dan Rio dimasa lalu dan status
Rima,semua itu untuk menghindari Kartika dari sakit hati mendalam jika
mengetahui dua fakta yang tidak pernah disangka.perlahan air mata menetes
seraya memegang keningnya terasa pusing.
‘’bagaimana ini bisa terjadi,kenapa ini harus
terjadi.’’[teriak Rio memukul mukul setir mobil luapan semua rasa dibenaknya]
Disamping kebimbangan Rio setelah mengetahui kenyataan
hubungan Kartika dan Mila dimasa lalu dan memiliki kebebasan untuk tidak
memberitahu semua fakta itu untuk tetap menjaga hubungan Kartika dan Rio,disisi
lain Kartika pun diambang kebimbangan mengenai semua keganjilan yang
ditemukannya.dimulai dari suara wanita dan anak kecil serta hubungan pertemanan
Rio dengan Mila,akankah ia buka pertanyaan itu kepada Rio atau disimpan hingga
Rio sendiri yang membuka jawaban tanpa harus diberi pertanyaan.namun bertambah
waktu menunggu,bertambah pula rasa penasaran dibenak Kartika untuk segera
mengetahui jawaban pasti.Tika pun memutuskan menghubungi Farah untuk mencari
kepastian pilihan terbaik.
‘’ibu belum tidur kan,maaf ya aku telpon malam-malam.’’
‘’ibu mengerti,jika kamu telpon selarut ini pasti ada
masalah yang tidak bisa kamu selesaikan dan kamu minta pendapat ibu.’’
‘’ibu sangat paham sekali isi hatiku.iya,aku ada
masalah.aku bingung bu harus melakuakn apa.aku ingin yang terbaik untuku dan
untuk Rio.’’
‘’kalian ada masalah apa?’’
‘’apa pendapatku ini benar.aku ingin melupakan semua yang
sudah kudengar hanya demi kenyamanan hubungan kami,tapi yang kudengar itu tidak
mudah dilupakan dan bersikap seolah tidak ada yang kudengar dan tidak
mencurigainya.aku ingin percaya,aku ingin kepercayaan ini tidak runtuh.’’
‘’sesuatu yang hanya kamu dengar dari pihak ketiga atau
hanya sekedar siulan,lebih baik kamu pertanyakan hal itu untuk mengetahui
kebenarannya,jangan disimpan dan jangan selalu beranggapan sebelum kamu
mendapat jawaban.bukankah suatu hubungan harus didasari dengan kepercayaan dan
kejujuran,jika kamu hanya berpegang teguh dengan kepercayaan tanpa
memperdulikan kejujuran,lambat laun kepercayaan itu akan runtuh.apa salah nya
bertanya tentang hal yang hanya baru kamu dengar,jika kamu percaya padanya,ibu
yakin semua jawaban yang ia berikan akan kamu terima dengan lapang dada.memendam
rasa penasaran itu tidak baik Tik,kamu akan merasakan sakit sendiri,sepanjang
waktu kamu tidak akan bisa tenang.’’
‘’sepanjang waktu ini aku memang tidak tenang bu.setiap
bertemu dengannya,ingin sekali pertanyaan dibenak ini terlontar,tapi melihat
senyum kami yang selalu terjaga,aku takut aku tidak bisa tersenyum seperti itu
jika ia memberi jawaban yang tidak ingin kudengar.aku bingung bu.’’[berlinang
air mata]
‘’memang terkadang kenyataan lebih pahit,namun suka tidak
suka harus kamu hadapi karena itulah hidup,kita tidak bisa selalu menutupi
kenyataan untuk mendapat kebahagiaan terus menerus,ada kalanya suatu saat
senyum itu pasti akan menghilang karena sekuat dan sepintar apapun menutupi
sebuah fakta,pada akhirnya akan terbuka dengan caranya sendiri dan kamu tidak
akan bisa menghentikannya.’’
Pernyataan terakhir Farah telah merubah pikiran Tika yang
semula tetap membungkam mulut untuk tidak bertanya perihal semua yang ia dengar.apapun
jawaban yang akan diberikan Rio,akan Tika hadapi dengan tenang dan tetap
memegang teguh kepercayaan terhadap Rio.
Tiba
sebuah keputusan dari Kartika untuk menyelesaikan kebimbangan dalam
hatinya.dengan berfikir positif dan percaya kepada Rio,Tika memberanikan diri
mengungkap pertanyaan dibenaknya setelah pulang kerja ditempat biasa mereka
bertemu.
Tanpa curiga,Rio pun datang memenuhi janji yang Tika buat
siang tadi.dengan senyum manis,Rio menyambut Kartika yang sudah lebih dulu
duduk dibangku taman membalas senyum Rio.
‘’kangen ya dua minggu kita tidak berbincang-bincang
ditaman ini.’’
‘’selama kamu diruamh sakit,kita juga sering
ketemu,berbincang-bincang,mana mungkin aku kangen.’’
‘’jadi kamu nggak kangen aku?’’
‘’bukan begitu,maksud ku.aku suruh kamu kesini karena aku
ingin bertanya sesuatu.’’
Senyum Rio seketika hilang saat Tika mengucapkan kalimat
itu,sudah ditebak Rio pertanyaan yang akan Tika utarakan tentang suara yang ia
dengar.dan Rio pun tidak mempunyai persiapan apapun untuk menjawab jujur atau
mencari alasan lain.
‘’aku bukannya tidak percaya sama kamu,aku hanya ingin
kita saling terbuka,sekecial apapun,harus diutarakan.itu kan prinsip yang
selama ini kita pegang hingga kita mencapai hubungan selama ini.kamu
mengertikan,aku harap kamu tidak tersinggung jika aku pertanyakan hal ini.’’
‘’aku sudah tahu apa yang ingin kamu tanyakan.suara anak
kecil dan wanita dewasa saat kamu menghubungi ibu.ibu cerita padaku,ia tampak
panik saat mengetahui bahwa kamu mendengar percakapan kami saat aku baru
siuman.kenapa baru kamu tanyakan hal ini sekarang,padahal saat kamu datang,aku
sudah mempersiapkan jawabannya,tapi kamu tidak membahasnya.aku pikir karena
kamu takut menyinggung perasaanku karena aku baru pulih.apa itu benar.’’
‘’aku sangat khawatir sampai tidak peduli apa yang
kudengar saat itu.yang ada dipikiranku hanyalah kesehatanmu,yang penting kamu
cepat sembuh dan cepat sehat kembali.tadinya aku ingin melupakan semua yang
kudengar seakan tidak ada yang kudengar tapi suara itu selalu ada dipikiranku
bahkan sampai terbawa mimpi.aku tidak bisa berpura-pura baik-baik saja.’’
‘’baiklah.kita akan saling jujur.aku akan jujur
padamu,akan aku buka semua masa laluku,kau pun juga harus membuka semua masa
lalumu.semua ini kita lakukan agar tidak lagi ada pertanyaan tentang masa lalu
saat kita sudah menjadi satu keluarga.apa kau bersedia membuka semua aib dimasa
lalumu?’’
‘’Rio.aku hanya bertanya...’’
‘’aku menuntaskan semuanya.pertanyaanmu itu bukan
pertanyaan sederhana,jika kau ingin aku jawab sejujurnya,kisah masa lalumu akan
ikut didalamnya.’’
‘’apa maksudmu?’’
‘’suara wanita yang kau dengar adalah seseorang ku tolong
pada peristiwa percobaan penculikan hingga aku tertikam pisau,dan ia orang yang
ku kenal dimasa lalu,ia wanita yang pernah kucintai sepuluh tahun yang lalu dan
suara anak kecil itu adalah putrinya.namanya...... [menarik nafas]....Mila Sartika.ia...juga
teman kecil kamu dipanti Bunda Farah.aku ingin dengar masa kecil kamu
dengannya.’’
Kartika terperanjat mendengar semua yang Rio ungkapkan
secara gambalang,ditambah menyebut nama yang sangat tidak asing bagi Kartika
bahkan Rio telah mengetahui Tika mengenal Mila.
Disamping keterkejutan Kartika mendengar satu
fakta.ditempat berbeda,Mila juga terkejut saat menoleh kearah seseorang yang
memanggil namanya ketika hendak keluar dari apotek.
‘’benarkan kamu Mila Sartika.’’[ucap Nana mendekati Mila
meyakini sekali lagi]
‘’Nana?’’
‘’iya aku Nana.sejak aku duduk lagi nunggu obat
diapotek,aku perhatikan muka kamu nggak asing,aku ingat-ingat ternyata benar
ingatanku masih bagus.nggak sangka kita bisa ketemu disini.’’
‘’iya,sudah sangat lama dan akhirnya kita bisa bertemu.’’
‘’ada yang sakit?’’
‘’iya,anakku.aku harus cepat-cepat pulang,kasihan Rima
dirumah lagi demam.’’
‘’rumah mu disekitar sini?’’
‘’iya.’’
‘’rumahku juga disekitar komplek ini,kalau begitu kita
jalan bareng sambil ngobrol,aku juga ingin kenal anak kamu.boleh kan.’’
‘’gimana ya.’’
‘’ayo lah,kita sudah lama nggak ketemu,kalau hanya sampai
disini,kita akan kehilangan kontak lagi,kalau aku tahu rumah kamu,mungkin kita
bisa dekat lagi.naik mobil ku saja,biar cepat sampai rumah kamu,kasihan anak
kamu nunggu.ayo.’’
Tanpa mengetahui bahwa Nana juga sangat dekat dengan
Kartika dan Rio,Mila membiarkan Nana mengetahui tempat persembunyiannya.
‘’sebenarnya ini bukan rumahku,rumah temanku.duduk saja
dulu,aku mau beri obat anakku dulu.’’
‘’boleh kulihat anakmu.’’
Nana pun mengikuti Mila masuk kamar.
‘’Rima sayang,minum obat dulu ya.’’[ucap Mila
membangunkan Rima,lalu memberi obat penurun panas]
‘’sudah berapa lama badannya panas?’’[tanya Nana khawatir
melihat wajah pucat Rima]
‘’sejak kemarin.’’
‘’sejak kemarin kamu beri obat itu dan panasnya belum
turun juga,kamu nggak curiga.kamu nggak coba bawa dia kedokter?’’
‘’sudah ada perubahan,ini hanya demam.’’
‘’kamu ini,sudah berapa lama sih mengurus anak,ayo kita
kedokter.disekitar sini ada klinik,aku tahu tempatnya,ayo bawa anakmu
kedokter.’’
‘’tidak perlu,besok juga sudh turun panasnya.’’
‘’kamu nggak kasihan lihat anakmu kesakitan,lihat
wajahnya pucat begitu,kamu mau anakmu kenapa-kenapa karena kamu gengsi meminta
tolong sama teman sendiri.’’
Dengan pernyataan Nana yang mampu menambah kecemasan Mila
terhadap kondisi Rima,akhirnya mereka berangkat menuju klinik yang sudah
diketahui Nana.dan terbukti bahwa Rima bukan hanya sekedar demam biasa.ia terkena
gejala tifus.walau tidak harus dirawat,Rima harus cukup istirahat hingga pulih.mengetahui
alasan Mila tidak segera membawa Rima berobat karena biaya terlihat dari wajah
cemas saat mengetahui jumlah biaya pengobatan,Nana segera melunasinya.
‘’benarkan dugaanku,untung saja hanya gejala
tifus.’’[membantu merebahkan Rima diranjang saat sudah kembali kerumah]
‘’terima kasih banyak.kita baru bertemu kembali tapi aku
sudah merepotkan kamu.pertemuan yang salah.’’
‘’jutru karena pertemuan ini,anakmu bisa selamat.kalau
kita nggak bertemu,apa mungkin kamu bawa
anakmu kedokter?’’
‘’alasan ku tidak bawa rima kedokter.’’
‘’aku tahu,jangan dibahas lagi.itu gunanya teman,jangan
hanya dikala senang,dikala sulit pun harus bisa jadi penolong.obatnya diminum
teratur,makanannya juga harus
diperhatikan.besok aku boleh datang lagi kan.’’
‘’tentu boleh.’’
‘’ini sudah malam,aku pulang dulu,besok sebelum aku
berangkat kerja,aku mampir kesini bawa sarapan buat Rima.’’
‘’nggak perlu,aku bisa bikin sarapan buat Rima.’’
‘’kebetulan rumah aku nggak jauh dari rumah ini,jadi
nggak repot,Cuma bubur,aku tahu langganan tukang bubur yang enak dikomplek
ini.oke,aku pulang dulu.’’
‘’sekali lagi terima kasih.’’
‘’oke.’’
Terkuak sudah tempat Mila bersembunyi setelah kehilangan
jejak selama dua minggu lebih dan rumah yang kini ditempati Mila bukan diujung
kota maupun ditempat yang tidak akan pernah ditemui Rio,melainkan sangat dekat
dengan rumah Nana satu satunya orang yang sangat mengenal Mila dan semua masa
lalunya.tidak tertinggal Rio juga telah mengetahui kisah masa kecil Kartika dan
Mila yang penuh drama,kisah yang selalu ingin dilupakan Kartika dan berharap
tidak akan bertemu dengan orang itu seumur hidupnya,namun semua harapan itu
sia-sia,Tika diharuskan mengingat kisah itu bahkan diketahui oleh beberapa
orang terdekatnya dan lambat laun ia pun harus siap bertemu Mila teman kecil
yang dianggap kakak hingga dewasa ikatan itu dipertemukan kembali dengan ikatan
yang lebih dekat.
bersambung....