Tanpa membicarakan kembali bersama
Kartika perihal penjualan rumah,Rio hendak berkemas bersiap diri berangkat
kebandung malam setelah ia pulang kerja.Rita pun heran melihat Rio mengepak
beberapa baju dan memasukan map berisi surat-surat rumah kedalam tas.
“kau mau kemana Rio?,bukannya makan dulu.kamu kan baru pulang kerja.”[tegur
Rita heran]
“aku mau kebandung bu.ibu tahu rumah yang kubeli untuk Tika,aku akan jual.”
“kenapa dijual,berakhirnya hubungan kalian bukan berarti berakhir pula
semua yang sudah kalian miliki.”
“siapa yang mau menempatinya bu.Rima sekolah disini dan Mila bekerja
disini,tidak mungkiin mereka pindah kebandung,apa ibu mau menempati rumah itu
sendiri?,aku tidak bisa tinggal disana,aku tidak akan bisa melupakan tika jika
rumah itu kutempati.dari pada tidak terpakai,lebih baik kujual uangnya pun bisa
untuk sekolah Rima.lagi pula tika sudah menyetujuinya.”
“terserah kamu saja,ibu tidak lagi bisa membujukmu.”[ucap Rita kecewa]
Rita keluar dari kamar Rio dengan wajah murung.Rio pun merasakan kesedihan
Rita,namun ia tidak dapat berbuat banyak untuk mengembalikan senyum diwajah
ibunya.sebelum pergi,Rio menyempatkan diri menghubungi Kartika untuk
memberitahu perihal penjualan rumah.berkali-kali Rio menghubungi Kartika namun
tidak dijawab,ia pun mengirim pesan suara kenomor Kartika berharap Kartika
mendengarkan pesan suara darinya.alasan Kartika tidak menjawab panggilan dari
Rio bukan karena ia tidak ingin bicara dengan Rio ataupun berusaha
menghindar.Kartika bermurung diri dikamar setelah mendapat pernyataan dari Mila
dan Farah,pikirannya hanya berkutit seputar hal yang terjadi beberapa jam yang
lalu hingga tak menyadari ponsel nya masih tersimpan rapih didalam tas.Nana
yang sempat menghubungi Tika pun tidak mendapat jawaban dan akhirnya
menghubungi Farah.
“jadi Tika masih dirumah ibu.”
“iya,ibu membiarkan tika sendiri.”
“Mila tidak cerita apa-apa denganku,tapi pasti Mila bicara tentang Rio
kepada Tika.aku harap Tika mengambil keputusan sesuai hatinya.sehingga ia tidak
lagi terluka.”
“ibu yakin kali ini Tika akan mengambil keputusan sesuai hatinya.”
“semoga saja ya bu.”
Pagi tiba,Rio sudah berdiri
dibalkon seraya menghirup udara segar.tidak lama pak udin pengurus rumah datang
dan sempat terkejut melihat Rio.
“aden kapan sampai,saya tidak lihat aden masuk rumah?”[tanya udin heran]
“semalam saya tiba disini,karena saya membawa kuncinya,saya tidak
menghubungi mang Udin dulu.”
“aden pasti berat melepas rumah ini.”
“mau bagaimana lagi mang,dari pada tidak ada yang menempati.”
“saya turut bersedih den.saya pikir aden dengan non Kartika sangat
cocok,namun yang namanya jodoh ya den.kalau memang bukan jodoh mau dikata apa
lagi.”
“mang Udin benar,kalau belum jodoh mau dikata apa lagi.”
“pasti Aden belum sarapan,saya beli sarapan dulu ya den.”
“tidak perlu mang,saya beli sarapan sendiri saja sambil menikmati udara
segar.”
“kalau begitu saya langsung bersih-bersih saja ya.”
Dirumah Farah,Kartika sudah bersiap-siap hendak pulang.matanya tidak
lagi bengap karena menangis,wajah murungnya pun sudah tidak terlihat,Kartika
telah mengambil keputusan setelah semalaman merenung tanpa tertidur.
"bagaimana
perasaanmu sekarang?"[tanya Farah membuka percakapan sembari menyiapkan
sarapan untuk Tika]
"Mila
berhasil membuat hatiku tercengang,aku kembali mengingat awal kami bertemu dan
tekadku untuk berusaha menerima Rio apa adanya.kenapa aku bisa lupa itu ketika
Rio membuat hatiku sakit,membuat aku sangat kecewa.....!. satu hal yang masih
kutakuti.akankah Rima menerimaku,seperti kata Mila."
"kamu
ragu dengan pernyataannya?"
"aku ragu
saat Mila bilang bahwa Rima akan menerima ku juga.sebagai orang ketiga dalam
kehidupan Rima,aku memiliki ketakutan bahwa aku lah penyebab hilangnya
kebahagiaan Rima bersama ibu bapaknya."
"ibu mengerti maksud kamu.namun,setiap anak memiliki pemikiran
masing-masing,tergantung cara orang tua memberi pengertian terhadap nya.entah
mengapa, ibu memiliki keyakinan setelah melihat anak itu.Rima bukan tipe anak
yang mudah iri,ia suka mencari kebahagiaan dengan mengenal banyak orang dan
berbagi kebahagiaan dengan mereka.dia sudah mengenal kamu,kamu pasti tahu kesan
pertama yang ia berikan padamu.cobalah lebih dekat lagi dengannya.bukankah ada
pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang."
Kartika terdiam menyerap setiap perkataan
Farah.sepanjang perjalanan pulang,Kartika masih memikirkan pernyataan Farah.dalam benak,Kartika mengakui kebenaran yang Farah utarakan tentang
Rima,hingga ponsel tika berdering.menggunakan loudspeaker,Tika menjawab
sembari menyetir.
"akhirnya bisa angkat telpon.kamu masih dirumah Ibu Farah?"[tanya
Nana]
"aku dijalan
mau pulang.kata ibu Farah semalam kamu hubungi aku berkali-kali.maaf ya,aku
baru bisa jawab sekarang."
"aku
tahu,iya tidak apa-apa.hari ini kan libur,aku punya rencana.aku datang
kerumahmu ya sekarang."
"tapi
Na."
"jangan
menolak,kali ini aku paksa.kita harus liburan hari ini,kita harus
refreshing.pokoknya tunggu aku dirumah mu,jangan kemana-kemana."[ucap Nana
tegas,lalu memutus percakapan.]
dibalik rasa penasaran Kartika terhadap Nana yang tiba-tiba mengajaknya liburan tanpa boleh menolak,Nana memiliki rencana khusus terhadap Kartika.setelah mengakhiri percakapan,Nana tersenyum seraya menatap Mila yang sudah berada disampingnya sedari tadi mendengar percakapan Nana dan Kartika via ponsel.Mila pun telah mengetahui rencana liburan yang didalangi Nana sebagai pencetus ide untuk menyatukan Rima dan Kartika.tanpa curiga,Rima pun menyambut rencana liburan dengan senang hati.
" sudah siap?"[tanya Nana kepada Mila dan Rima]
"sudah dong tante."[ucap Rima penuh senyum]
"kalau begitu ayo kita berangkat,kita jemput tante Kartika dulu ya."
"oh,tante Kartika ikut juga,asyik tambah rame dong."
"tentu,tante Kartika,tante Nana sama mama kamu nggak boleh terpisah,jadi kami harus selalu bersama.kamu senang kan kalau banyak yang menyayangimu selain ibu kamu."
" senang banget,aku senang mama banyak teman,aku juga senang punya banyak orang yang menyayangiku.ayo tante kita bernagkat sekarang."
"oke.ayo."
mereka pun berangkat menggunakan mobil pribadi Nana menuju rumah Kartika.sementara dirumah,Kartika sudah membersihakan diri bahkan sudah mengganti pakaian,sambil santai menanti kedatangan Nana,Tika membuka ponselnya hendak menghubungi Nana.terlihat deretan panggilan tak terjawab dari Nana dan Rio.keterkejutannya bertambah ketika membuka pesan suara yang ditinggalkan Rio untuk Kartika.tanpa berpikir panjang,Kartika bergegas hendak menemui Rio sesuai isi esan suara tersebut.tidak lupa Kartika menghubungi Nana.
"iya Tik,bentar lagi aku sampai."
"maaf Na,aku nggak bisa ikut,ada urusan yang harus aku selesaikan sekarang.aku sudah dijalan,jadi kamu nggak perlu kerumah aku."
"nggak bisa gitu,batalin semua urusan kamu,kita harus pergi bersama.kamu gimana sih."
"ini lebih penting Na,aku harus bertemu Rio."
tiba-tiba percakapan terputus,ponsel Kartika mendadak mati.
"halo Tik,Tika.kok dimatiin sih."
Nana mencoba menghubungi Tika kembali namun terdapat pesan suara operator bahwa nomor yang dituju sedang tidak aktif atau luar area servis.
"iya Tik,bentar lagi aku sampai."
"maaf Na,aku nggak bisa ikut,ada urusan yang harus aku selesaikan sekarang.aku sudah dijalan,jadi kamu nggak perlu kerumah aku."
"nggak bisa gitu,batalin semua urusan kamu,kita harus pergi bersama.kamu gimana sih."
"ini lebih penting Na,aku harus bertemu Rio."
tiba-tiba percakapan terputus,ponsel Kartika mendadak mati.
"halo Tik,Tika.kok dimatiin sih."
Nana mencoba menghubungi Tika kembali namun terdapat pesan suara operator bahwa nomor yang dituju sedang tidak aktif atau luar area servis.
bersambung.....