Kamis, 30 April 2015

episode 31



       Pernyataan Nana mengenai perasaan Kartika,masih terniang jelas di otak Rio.seraya menutup pintu kamar,Rio bersandar sedih dibalik pintu mengingat pernyataan Nana saat mereka memutuskan berbincang disebuah kafe.

        "bagaimana kamu seyakin itu,apa Tika menyatakannya sendiri?’’

         "justru ia selalu berusaha menutupi kesedihannya.awalnya ku pikir itu memang keputusannya,ia meminta padaku untuk mendukungnya dan membantunya melupakanmu.ia menuruti semua saranku untuk membuang semua kenangan-kenanganmu termasuk foto dan barang-barang pemberianmu.didepanku,ibu farah maupun teman kantor,Tika bersikap layaknya orang yang tidak sedang patah hati.disaat sendiri seketika senyumnya hilang,air matanya mengalir.semua pemberianmu,kenanganmu tidak sanggup ia buang,saranku tidak pernah ia pakai.bagaimana bisa ia melupakanmu jika hatinya sendiri tidak ingin melupakanmu.’’[ucap Nana berlinang air mata]

Seketika air mata mengalir.Rio bangkit dari lamunan berjalan mendekati laci dimeja kerjanya,dibuka laci itu terdapat sebuah kotak cincin.

      "bukan ini yang ku inginkan Tik,aku memberi kebebasan padamu untuk membebaskan hatimu dari rasa sakit selama mencintaiku.tapi kenapa justru aku menambah rasa sakit dihatimu.’’[ucap Rio masih meneteskan air mata sembari menatap cincin pertunangan]

Tengah meratapi nasib percintaannya tanpa tahu harus berbuat apa,tiba-tiba ponsel Rio berdering,panggilan seseorang yang membuat Rio harus bertemu Kartika.tiba dirumah Kartika,suasana tampak hening.mobil Kartika pun tidak terparkir.

       "sudah hampir jam sepuluh,tika belum pulang?.apa dia nginap dirumah ibu Farah?’’[gumam Rio menebak]

Beberapa detik kemudian terlihat cahaya lampu menyilaukan mata Rio.Tika pun melihat Rio berada didepan rumahnya.pasang wajah dingin,Tika menghampiri Rio.

      "apa ini caramu melupakanku,sibuk setiap hari sampai harus pulang malam.’’[tegur Rio]

       "seingatku,kita sudah tidak mempunyai hubungan apa-apa,jadi untuk apa kamu bicara seperti itu padaku.’’[ucap Tika berpura-pura bersikap dingin]

       "kau merasa nyaman hidup seperti ini?’’

       "kalau kau kesini hanya untuk berkata itu,lebih baik kau pulang.aku lelah.’’[ucap Tika berpaling dari pandangan Rio hendak masuk kedalam]

       "rumah itu,akan segera dijual.sudah ada calon pembeli dan besok mereka ingin bertemu pemilik rumah itu.’’

Langkah Tika pun terhenti namun tidak berbalik arah.

        "aku sudah mengembalikannya.untuk apa lagi kau beritahu aku.rumah itu milikmu,hak mu untuk dijual.’’[ucap Tika masih bersikap dingin]

        "kamu salah.rumah itu milikmu,aku memberikan kunci rumah itu padamu karena itu memang milikmu.rumah itu hadiah pernikahan kita.semua surat beserta sertifikat rumah itu atas namamu.aku ingin memberikannya…..[berlinang air mata] saat kita menikah.tapi kau memilih menyerah,jadi kupikir tidak ada gunanya mempertahankan rumah itu.jika memang kamu ingin melupakan semua nya,semua kenangan diantara kita.kamu juga harus membuang semua yang bersangkutan dengan kenangan kita."

Pertahanan Tika goyah,sikap dinginnya seketika berubah.air mata mulai mengalir diwajahnya.tanpa berani menatap Rio secara langsung,Tika menangis seraya memegang dadanya.

       "satu hal lagi yang ingin kujelaskan.walaupun kita berpisah,aku tidak akan pernah menikahi Mila.kami tidak pernah bisa bersatu."

Rio berbalik arah berjalan perlahan menjauh dari Kartika,sementara Tika masih diam terpaku penuh dengan deraian air mata.langkah Rio terhenti,ia menoleh kearah Tika yang masih berdiri didepan pintu tanpa melihat Rio.Rio pun menghampiri Tika dan melihat deraian air mata diwajah Tika.Rio memeluk erat Tika,walau Tika berusaha berontak melepas pelukan Rio namun Rio mempertahankan pelukannya.

        "jangan menolak,jangan menolak rasa rindu yang kamu pendam.aku pun tidak bisa menahannya tik.aku ingin menghormati keputusanmu,tapi kalau keputusanmu itu hanya menambah penderitaanmu,aku tidak bisa menerimanya….!’’[meneteskan air mata dipelukan Tika] 

       "jangan seperti ini Rio.[melepas pelukan].aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini.kita tidak seharusnya bersama.kau sudah tahu alasanku,kau pasti mengerti posisiku.seiring berjalan waktu,aku yakin kita bisa melupakannya.kau bisa melupakan Mila,kau pun pasti bisa melupakan ku suatu saat nanti.begitu pun aku."

        "Tika...!"

        "aku mohon hargai keputusanku.....pulanglah.’’

Tika menetapkan pendirian untuk tidak mengikuti kata hatinya.ia tetap memilih menyerah walau Rio jelas menyatakan tidak akan pernah menikahi Mila.alasan Tika bukan hanya sekedar memberi kesempatan kepada Mila untuk bersatu bersama Rio demi Rima.hati terdalamnya memendam rasa takut menjadi orang asing diantara Rio dan Rima. 
bersambung....