Masalah datang silih berganti,jiwa mulai
tertekan berdampak bagi raga Rio hingga jatuh sakit.Kartika yang mendapat kabar sakitnya sang kekasih,bergegas meninggalkan kantor untuk menemui
Rio.tidak sulit mencari apartemen Hery,dengan cepat Kartika mengetuk pintu
apartemen Hery.pintupun terbuka.
‘’syukurlah
kamu datang.’’
‘’bagaimana
keadaan mas Rio,kenapa ia tidak langsung kedokter?’’
‘’Rio
nggak mau kedokter,ia sudah minum obat penurun panas,sekarang ia sedang tidur.maaf
kalau aku mengganggu pekerjaan kamu.aku rasa ia akan lebih baik didekat kamu.ia
butuh kamu sekarang ini.’’
‘’apa
ada masalah?’’
‘’Rio
yang berhak memberitahumu,bukan aku.ayo masuk.’’
Kartika
masuk dan melihat Rio terbaring diranjang.
‘’kalau
aku tinggal nggak apa-apa kan.aku harus berangkat,Rio nggak masuk kerja,kalau
aku juga nggak ngantor,pasti atasan
marah.’’
‘’tidak
apa-apa.aku akan jaga mas Rio.terima kasih sudah menghubungi aku.’’
‘’kalau
begitu,aku pergi dulu.’’
‘’iya.’'
Hery
pun berlalu,kini hanya Kartika bersama Rio yang masih tertidur.perlahan Kartika
mendekati Rio memastikan kondisinya.
‘’masih
panas’’.[gumam Kartika setelah memegang dahi Rio].
Kartika
berinisiatif mengambil air dengan handuk kecil untuk membantu menurunkan panas
ditubuh Rio.
‘’maafkan
aku yang membuat kamu seperti ini.kenapa kamu tidak jujur jika kamu terbebani
dengan masalah ku’’.[menitikan air mata seraya menaruh handuk didahi Rio].
Detak
jam menunjukan pukul sebelas,dua jam sudah Kartika setia menemani Rio
berkali-kali mengecek suhu tubuh Rio yang berangsur menurun.tiba-tiba ponsel
Kartika berdering.
‘’selamat
siang dengan ibu Kartika!’’
‘’iya
saya sendiri.’’
‘’kami
dari rumah sakit,ingin memberitahukan bahwa hasil pemeriksaan ibu Kartika telah
keluar,kami mengharapkan ibu segera datang dan menemui dokter Wirayati untuk
segera melakukan pemeriksaan lanjutan.’’
‘’saya
rasa,hari ini saya tidak bisa datang.’’
‘’oh,baiklah
kalau begitu saya akan konfirmasi dengan dokter Wirayati,untuk jadwal,kami akan
hubungi ibu lagi.’’
‘’terima
kasih.’’
Setelah
menutup ponsel,Kartika menoleh kearah Rio hendak duduk kembali,dan Riopun telah
terbangun dari tidurnya.
‘’syukurlah
kamu sudah bangun,bagaimana,sudah lebih baik?’’[ucap Kartika menampakan senyum
seraya memegang dahi Rio]
Tangan
Rio meraih tangan Kartika dan menggenggamnya.
‘’aku
sudah tidak apa-apa,tidak perlu cemas lagi.’’
‘’kenapa
kamu nggak kedokter sih.panas kamu buat aku takut.’’
‘’tapi
sekarang sudah tidak apa-apa kan.aku hanya…….kelelahan.’’
‘’kamu
ini bagaimana.kamu sering mengingatkanku untuk jaga kesehatan,jangan terlalu
lelah,tapi kamu sendiri nggak bisa jaga kesehatan.sepertinya mulai sekarang aku
juga harus memperingatkan kamu soal kesehatan.’’
Rio
tertawa kecil.
‘’kamu
benar,aku pandai memberi nasihat kepada orang lain,tapi aku tidak bisa
mempraktekan kepada diri sendiri.terima kasih sudah menemani aku.pasti Hery
yang memberitahumu kan.’’
‘’siapa
lagi.’’
‘’telfon
tadi.apa dari rumah sakit?’’
‘’oh.iya,biarkan
saja.aku ingin menemani kamu sampai kamu sehat.[melihat jam ditangan].ah sudah hampir
makan siang.kamu mau makan apa,aku akan belikan.’’
‘’apa
saja.’’
‘’sebentar
ya aku beli makanan.’’
Selepas
Kartika pergi membeli makanan,Rio menitikan air mata.
‘’aku
tidak bisa kehilangan kamu Kartika.maafkan aku,maafkan aku.’’[ucap Rio seorang
diri]
Tidak
jauh dari pintu setelah keluar hendak membeli makanan,langkah Kartika terhenti
sejenak.tetesan air mata membasahi pipi Tika.merasa bersalah dengan
keterbatasan dirinya menjadi kekasih yang hanya memberi beban atas harapan
tinggi dari Rio,Tika bertekad dalam hati,bahwa ia dapat membahagiakan dan
memberi pengharapan jua kepada Rio akan kebahagiaan bersamanya.dihapus air
matanya pertanda ia tidak akan menunjukan kesedihan dihadapan Rio,hanya kebahagiaan yang akan Tika berikan untuk Rio.
‘’mulai
saat ini,aku akan penuhi janjiku untuk menjadi kekasih yang akan selalu
membahagiakan kamu.’’[gumam Tika seraya menghela nafas]
Tidak
lama,Kartika kembali membawa makanan yang sudah dibeli.Rio sudah duduk disofa
dengan pakaian rapih.
‘’aku
sudah beli makanannya.ayo kita makan.’’
‘’setelah
makan,kita kerumah sakit.kita harus lihat hasil pemeriksaan kamu.’’
‘’besok
kan bisa.lihat wajah kamu masih pucat.’’
‘’tapi,kamu
juga harus tahu hasilnya,lebih cepat lebih baik.’’
Kartika
menggenggam tangan Rio.
‘’jangan
terlalu dipikirkan.kamu sakit seperti ini pasti karena terlalu memikirkan
kesehatan aku kan.aku saja sudah tidak apa-apa,sejak kemarin sakit itu tidak
kambuh, berarti aku tidak mempunyai penyakit berbahaya,jadi aku minta jangan
lagi terlalu khawatir.sekarang aku ingin merawat kamu.ayo kita makan.’’
Tidak
ada kata terucap dari bibir Rio,ia pun merasa lelah dengan semua masalah yang
menimpanya bertubi-tubi.keinginan Kartika untuk sejenak melupakan masalah
mereka,secara tidak langsung disetujui Rio.menikmati masa-masa indah seperti
dulu kala awal-awal mereka menjalin kasih,jua dirindukan Rio.perlahan senyum
Rio berkembang hasil dari ide Kartika dikala menemukan play station secara tidak
sengaja dan mengajak Rio bermain permainan.ketidak pahaman terhadap permainan
itu membuat Kartika tampak lucu dimata Rio.hingga Rio mengajari Tika namun pada
akhirnya permainan selalu dimenangkan Rio,membuat Kartika bertambah serius
ingin memenangkan permainan.persaingan mulai ketat,Kartika mulai mahir dan ia
pun memenangkan permainan.sorak kebahagiaan memenangkan permainan seakan
memenangkan kompetisi sungguhan membuat Rio terpukau melihat reaksi
Kartika.keceriaan,tawa,yang terpancar dari wajah Kartika yang sebelumnya tidak
pernah Rio lihat,mampu membangkitkan semangat Rio dan permainan berlanjut
hingga mereka larut dalam keseruan bersaing memenangkan permainan.
‘’yeah,menang
lagi.dua kosong.ah baru menang sekali saja sudah bangga,lihat.kalah lagi kan.’’[ucap Rio
menyombongkan diri]
‘’ih,ya
tentulah kamu yang menang terus,aku baru beberapa menit lalu belajar sudah menang
sekali,pasti bangga karena itu berarti aku pintar.’’[membanggakan
diri]
‘’anak
kecil juga bisa permainan seperti ini.kamu saja yang tidak tahu.bahkan jika
kamu main dengan anak-anak,pasti mereka menang terus dari kamu.’’
‘’ah[melempar
stik ].kenapa aku jadi kesal hanya karena permainan ini,membuat frustasi.’’
‘’iya
juga ya,seperti anak kecil yang kesal karena kalah terus.’’[Rio tertawa]
Kartika
menatap tajam Rio yang menertawai sikap Kartika.setelah beberapa saat menyadari
sikap kekanak kanakan mereka yang terlalu larut dalam persaingan
permainan,mereka tertawa geli menertawakan diri masing-masing.
‘’ah
sudah,jangan main lagi.yang ada kita berantem sungguhan.’’
‘’iya.
lucu kan kita berantem hanya karena permainan.’’[menekan tombol off]
‘’kamu
mau minum,aku buatkan minum ya.’’[beranjak dari sofa menuju dapur melihat-lihat
isi dapur]untuk ditempati satu orang,banyak juga stok minumannya.kamu mau teh
atau kopi.’’
‘’kopi
saja.’’[rio mengambil selimutnya]
Tidak
lama Kartika menghampiri Rio dengan membawa dua cangkir kopi susu hangat.
‘’badan
mu panas lagi?.coba ku lihat.’’[memegang dahi Rio]’’tuh kan panas lagi,kita
kedokter saja ya.’’
‘’tidak
perlu.baru sekali minum obat,ya pasti belum langsung sembuh.sudah duduk saja
temani aku disini.[menarik tangan Kartika untuk duduk disampingnya].aku ingin
lebih lama bersama kamu.hari ini kamu sukses membuatku tertawa melupakan semua
masalah.’’
‘’aku
lakukan karena aku sayang kamu,orang yang aku sayangi pasti akan kubuat ia
bahagia.ini minum kopi nya,kutambah susu.’’
Rio pun
meminum kopi buatan Kartika bersama Kartika.
‘’bagaimana,enak?’’
‘’sepertinya
kamu banyak kemajuan,lebih enak dari biasanya.’’
‘’sudah
pasti.ini berkat kursus sama ibu Farah.’’
‘’kamu
tidak menyesal mencintaiku kan!’’
‘’kamu
bicara apa sih,tiba-tiba berkata seperti itu.pasti ini karena demam kamu.minum
obat ya,obatnya dimana,aku ambilkan.’’
Saat
Kartika hendak beranjak dari sofa untuk mengalihkan pembicaraan,Rio
menggenggam tangan Kartika untuk tidak pergi darinya.
‘’aku hanya
ingin memastikan bahwa kamu tidak pernah menyesal mencintaiku karena aku tidak
ingin kehilangan kamu.mungkin ini egois,
tapi kejujuran hati ini tidak bisa pergi dari mu.aku bukan orang suci,aku
banyak melakukan kesalahan.meskipun begitu,aku masih menuntut kamu untuk
mencintai ku tanpa menyesal.aku tidak bisa melepasmu.’’
‘’setiap orang pernah melakukan kesalahan,tidak ada orang didunia ini yang suci tanpa dosa.namun sangat sedikit yang dapat mengakui kesalahannya dan bersedia memperbaikinya.saat kau meyakinkanku bahwa kau akan berubah dengan cinta yang kumiliki, aku percaya dan kau buktikan janjimu.bagaimana mungkin aku menyesal mencintaimu dengan segala keyakinanku bahwa kamu tidak akan pernah membuat aku menyesal.’’
Tetesan
air mata kembali mengalir,suasana haru kembali tercipta.Rio memeluk Kartika dalam
tangisan.
‘’maafkan
aku,maafkan aku….’’
Membiarkan
pertanyaan timbul dibenak Kartika dengan kata-kata aneh yang Rio ucapkan,Rio
hanya menangis
dipelukan Kartika.seakan bibir kelu tidak dapat membuka fakta tentang kesalahan
fatal yang telah ia perbuat dimasa lampau.ketakutan akan kehilangan Kartika
bila kenyataan itu terbuka,tidak sanggup Rio terima.keegoisan Rio terhadap
Kartika untuk menerimanya tanpa menyesal,semata-mata karena cinta Rio yang begitu
besar sehingga ia tidak dapat menjauh atapun melepas cintanya terhadap Kartika.
Bersambung……..