Kamis, 26 Maret 2015

episode 30



        Cinta kasih yang selalu ditebar oleh Kartika membuahkan hasil yang tidak ternilai.dikala dirinya membutuhkan obat hati banyak orang yang bersedia menolongnya walau tanpa permohonan pertolongan dari orang –orang disekitarnya.bukan hanya Rita yang menginginkan Kartika kembali bersama Rio,Nana pun menginginkan hal yang sama.melihat sahabatnya murung setiap hari tanpa bisa berbuat sesuatu,membuat Nana diam-diam memastikan bahwa sikap murung Kartika disebabkan kandasnya percintaan Tika dan Rio.diawali menggeledah isi kamar Tika tanpa sepengetahuan Tika untuk mencari barang-barang pemberian Rio.dan terbukti satu kotak berisi album foto Rio bersama Tika disertai beberapa barang pemberian Rio tersimpan dalam lemari bawah ditutupi beberapa tas diatasnya.Nana mengingat semua kebohongan yang terucap dari bibir Tika ketika ia ingin melupakan Rio dengan membuang semua kenangan Rio.

        ‘’dasar pembohong.katanya mau dibuang,tapi disimpan.bagaimana dia bisa melupakan cinta Rio kalau kenangan-kenangannya saja tidak bisa dibuang.’’[ucap Nana dalam hati sembari meneteskan air mata]

Nana segera bangun dari kesedihannya saat mendengar panggilan Tika dari luar kamar,kemudian membuka pintu kamar.

        ‘’ganti baju lama sekali,tuh makanannya sudah siap.’’[ucap Tika heran]

        ‘’cepat banget masaknya,enak nggak nasi gorengnya.’’[ucap Nana dengan nada becanda lalu keluar menuju meja makan bersama Tika]

      ‘’kan takut sahabatku yang manja ini ngambek karena kelaperan.[menyiapkan piring lalu menuangkan nasi goreng kepiring Nana].kalau bukan karena permintaan maaf,nggak mungkin aku bela belain pulang kerja masakin buat kamu.’’

       ‘’terima kasih sahabatku tersayang.kalau begini aku maafin kamu setulus hati.’’

       ‘’kamu juga harus janji jangan beri tahu tentang foto itu ke ibu Farah.’’

Nana diam sejenak.

       ‘’gimana yaaaa!’’[ledek Nana]

       ‘’kalau begitu makan nasi goreng itu harus habis,minum saat kamu pulang kerumah.’’[mengambil segelas air minum]
       
       ‘’bisa-bisa aku cegukan terus sepanjang perjalanan kerumah,tega sekali.iya deh,nggak beritahu ibu Farah.kamu juga harus janji nggak boleh galau lagi.katanya mau lupain dia.’’

        ‘’ya sudah,ayo kita makan.’’

Seraya menyantap makanan bersama Tika,dalam benak Nana mengatakan

        ‘’maafkan aku Tik,aku berbohong.ini semua untuk kebahagiaan kamu.’’[ucap Nana dalam hati tersenyum menatap Tika]

        ‘’gimana,enak nggak?’’[tanya Tika]

        ‘’oh,sudah pasti enak lah.kamu kan sudah kursus masak buat suamimu nanti kan.’’[ucap Nana menyinggung]

         ‘’maksudku,suatu saat nanti kamu pasti menikah kan,sama pria lain selain Rio.’’

Tika hanya tersenyum pahit mendengar pernyataan terakhir Nana.dalam benak Tika mengatakan.

         ‘’mungkinkah aku bisa menikah dengan pria lain selain Rio,apa mungkin aku juga bisa mencintai pria lain seperti aku mencintai Rio.!’[ucap Tika dalam hati]

          Seraya menunggu Rio pulang,Rita merenungi setiap perkataan Farah yang menyatakan bahwa sebagai orang tua hanya dapat menerima setiap keputusan anak dan hanya dapat mendoakan anak-anak mendapat kebahagiaan lain.

        ‘’tidak mungkin Rio bahagia bila saya pasrah ia menikahi Mila,tidak mungkin saya bisa menerimanya.saya tidak bisa hanya diam saja,semua ini harus diselesaikan.’’[ucap Rita dalam hati]

Rio pun pulang dan melihat ibunya duduk termenung diruang tamu tanpa mengetahuii Rio sudah berada dihadapannya.

        ‘’ibu!’’[tegur Rio]

Rita masih terdiam.

        ‘’ibu!’’[Rio memegang pundak Rita]

Rita pun terbangun dari lamunan.

        ‘’Rio!,kapan kamu pulang,ibu tidak lihat kamu masuk!’’

        ‘’kenapa sih ibu melamun seperti itu.’’[tanya Rio]

        ‘’ibu memikirkan kamu.sikap kamu beberapa minggu belakangan ini,kamu murung terus.tidak seperti biasanya kamu menceritakan hal-hal yang menyenangkan dan hal itu selalu tentang Tika.setiap kamu bercerita tentang dia,senyum kamu itu sangaaat indah.ibu rindu senyum itu.’’[Rita meneteskan air mata]

        ‘’kita tidak bisa memaksakan seseorang untuk selalu bersama kita hanya untuk kebahagiaan kita sendiri.mungkin Tika akan lebih bahagia dengan keputusan itu bu.jadi yang ibu harus sekarang menerima pilihannya.’’

        ‘’lalu bila memang kamu juga menerima keputusannya,kenapa sikap kamu seperti ini?’’

        ‘’aku sedang berusaha menerima itu.tapi sangat sulit,sulit melepasnya dari hati ini.dan aku pun tidak tahu sampai kapan aku bisa melupakannya.’’

       ‘’kalau memang kamu ingin melupakannya dan menerima keputusannya dengan lapang dada,apa kamu akan menuruti keinginannya juga.menikahi Mila?,itu alasan dia memutuskan kamu agar kamu menikahi Mila.’’

        ‘’saat ini aku tidak bisa memikirkan hal itu.’’

        ‘’sampai kapan,sampai kapan kamu seperti ini.tidak ingin menikahi Mila juga tidak ingin berusaha meyakinkan Tika kembali menerimamu.’’

         ‘’sudahlah bu,pembicaraan ini tidak akan pernah ada ujungnya.aku masih bingung,saat ini yang kupikirkan hanyalah pekerjaan,aku ingin bertanggung jawab selayaknya seorang ayah menafkahi anakku,menyekolahkan anakku dan membesarkan anakku.[beranjak dari sofa].aku masuk kekamar dulu bu.’’ 

 Mendengar pernyataan Rita,ternyata perasaan Rio tidak baik-baik saja.ia pun merasakan sakit bila harus kehilangan Tika dihatinya.dalam benak,Rio menyimpan rindu besar terhadap Tika namun ia berusaha kuat untuk bertahan menerima keputusan Tika.
             
         masing-masing dari mereka mempertahankan diri lepas dari hubungan yang sudah tidak mungkin diteruskan walau harus menyimpan rindu terpendam yang begitu menyakitkan.namun tidak bagi orang-orang disamping mereka.Rita tak kuasa melihat anak kesayangannya tersiksa menahan semua rasa yang seharusnya tertumpahkan,begitu pun Nana sebagai sahabat karib Tika yang sangat mengerti Tika sejak mereka kecil,tidak dapat menahan kesedihan melihat Tika kerap menangis dibalik ruang kerjanya sembari menatap foto Rio.

        Tidak menyerah mencari cara keluar dari masalah percintaan Rio dan Kartika yang menurut Rita belum usai,Rita bertekad mengunjungi Mila walau hati enggan menemui orang yang tidak disukai Rita.

       ''selamat sore Mila.''[sapa Rita serius]

        ''ibu!''[ucap Mila terkejut saat membukakan pintu melihat Rita dihadapannya]

        ''kamu tidak perlu tanya dari mana saya tahu alamat rumahmu ini.ada hal yang lebih penting yang ingin saya tanyakan padamu.''[ucap Rita masih dengan muka serius]

        ''kalau begitu kita bicara didalam.''

        ''kita bicara diluar saja.saya rasa anakmu tidak pantas mendengar pembicaraan kita.''

        ''baiklah kalau memang itu mau ibu.''

Mila mempersilahkan Rita duduk dibangku teras rumah.

        ''apa kamu ingin menikah dengan Rio?''[tanya Rita langsung tanpa basa-basi]

        ''sudah kukatakan sebelumnya,aku tidak pernah memiliki niat untuk menikah dengannya.tujuanku adalah Rima.''

        ''kau sangat ingin membahagiakan anakmu bukan!,ia bahagia dipertemukan ayah kandungnya.bila ia ingin mempunyai ayah dan ibu dalam satu  atap,apa kau akan memenuhi permintaannya?''

Nana hanya diam terkejut mendengar pertanyaan yang sangat sulit dijawabnya.sebagai seorang ibu ia ingin membahagiakan anak kesayangannya,Mila sudah melakukan satu permintaan Rima yaitu menghadirkan ayah kandungnya dan tidak menutup kemungkinan Rima meminta Mila dan Rio menjadi sepasang suami istri selayaknya keluarga utuh.

ditempat lain,Nana mulai menjalankan misi selanjutnya setelah menyelidiki penyimpanan Kartika tentang Rio.kini Nana mengunjungi Rio saat pulang dari kantor.tepat disaat Rio keluar kantor,Nana melihat Rio dengan tatapan serius begitu pun reaksi Rio.

       ''Nana,apa kabar?''[sapa Rio tersenyum]

       ''aku datang kesini hanya ingin bertanya,apa kau akan menikahi Mila?''[tanya Nana tanpa membalas senyum Rio]

       ''apa semua orang suka aku menikahinya.kenapa hanya pertanyaan itu yang selalu ditujukan padaku.''

       ''karena mereka menunggu jawabanmu,menunggu kepastianmu agar mereka tidak lagi mengharapkannmu.''

       ''kalau aku jawab tidak akan pernah menikahi Mila,apa semuanya akan berubah,apa sahabatmu itu juga akan berubah pikiran,apa cinta ku akan kembali?''

      ''kalau begitu rubah pikirannya,dapatkan cintamu kembali,jangan hanya diam menerima nasib.aku yakin Tika belum melupakanmu,bahkan aku yakin seribu persen,Tika tidak bisa melupakanmu.ia hanya ingin menyerah,ia ingin menyerahkan kebahagiaannya untuk orang lain.kalau kau percaya aku,temui Tika.ia pasti akan menangis melihatmu.''
bersambung...

Senin, 23 Maret 2015

episode 29



          Terkuak sudah rahasia besar yang selama ini ditutupi Rio,ketakutan Rio akan hilangnya cinta Kartika mulai dirasakan.paska Rio meninggalkan Kartika dirumah sakit tanpa pemberitahuan siapapun,hari itu adalah hari terakhir Rio melihat wajah maupun senyum Kartika dihadapannya.hari-hari berlalu tanpa penjelasan pasti dari dua pihak mengenai hubungan mereka.Rio pun tidak ingin memastikan apapun dari hubungan itu,rasa takut mendengar pernyataan Tika secara langsung masih belum bisa diterima oleh hati terdalamnya.keinginan kecil untuk  bisa bersama Kartika masih tersimpan dibenaknya namun rasa bersalah dan ketidak inginan menyakiti hati Kartika adalah alasan untuk menyerahkan semua kepada takdir.tidak jauh berbeda dengan perasaan yang dirasakan Kartika,berhari-hari merenung tidak jua memberanikan hatinya untuk mengambil keputusan yang terbaik untuk hubungan mereka.rasa cinta yang begitu besar sangat sulit dilepaskan.namun kenyataan ada seseorang yang lebih berhak bahagia bersama Rio,menjadi dasar Kartika harus membuat keputusan dari hubungannya dengan Rio.

       ‘’hai Rima sayang,coba tebak papah bawa apa.’’[ucap Rio mengejutkan Rima,mengumpatkan sesuatu dibelakang pinggang.]

        ‘’papah![memeluk Rio].pasti papah bawa boneka doraemon ya.’’

        ‘’kok kamu tahu sih.’’

        ‘’iya dong.waktu aku sakit,mama bilang sama aku,kalau papa mau beliin boneka kesukaan aku kalau aku sembuh.kan aku suka doraemon pasti itu boneka doraemon kan.’’

       ‘’kamu benar[membuka isi dari kantong besar yang ditutupi tadi].ini.’’

        ‘’wah bagus banget.makasih ya ayah.’’

        ‘’iya sayang.’’

        ‘’wah bonekanya bagus ya.’’[ucap Mila datang membawa minuman]

        ‘’mamah bener,ayah beliin boneka kesukaan aku.’’[tersenyum riang]

       ‘’benarkan,mama nggak bohong.[menyuguhkan secangkir teh hangat],diminum dulu Rio.’’

        ‘’iya, terima kasih.’’

        ‘’Rimaaa,main yuuuk!’’[sahut Yuyun dari luar rumah]

        ‘’kamu sudah punya teman?’’[tanya Rio heran]

        ‘’iya dong.ayah mamah, aku maen dulu ya.’’

        ‘’iya.jangan jauh-jauh ya sayang.’’[ucap Mila]

        ‘’aku senang,Rima sudah bisa tertawa riang lagi.semenjak kau menemui Rima,semangat hidupnya kembali,ia selalu bilang ingin cepat sembuh supaya bisa main bersama kamu.’’

         ‘’syukurlah,Rima sudah kembali layaknya seperti anak kecil.ia memang seharusnya bermain,tertawa riang tanpa harus ikut dalam masalah orang tuanya.’’[Rio tersenyum tipis]

         ‘’bagaimana hubungan mu dengan Kartika?’’

         ‘’beberapa hari ini kami tidak bertemu.aku tidak tahu dengan nasib hubungan kami.’’

          ‘’seharusnya kamu jangan menyerah,disaat seperti ini pasti hatinya sedang bimbang.kalau kamu menyerah dan tidak berbuat apa-apa.ia pun akan menyerah.jangan pernah berfikir kau ingin memberi kebebasan padanya untuk melepasmu.wanita cenderung memikirkan orang lain dibanding dirinya.yang aku takutkan keputusannya bukan untuk membebaskannya dari rasa sakit yang kau berikan padanya,malah justru keputusannya akan menyakiti dirinya sendiri dan dipendam sendiri.kalau aku boleh saran,bicarakan padanya keinginan terdalam kamu dan beri pengertian kepadanya,bukan diam-diam seperti ini.’’

        ‘’kau benar,Kartika tipe wanita yang memendam rasa sakitnya sendiri,untuk itu aku bersikap seperti ini.selama ini ia selalu menutupi rasa sakitnya demi terlihat tegar dihadapanku.aku selalu mengungkap masa laluku bersama banyak perempuan dan selama itu ia hanya tersenyum dan berkata percaya padaku.dan kini aku ingin dia menunjukan rasa sakitnya, amarahnya padaku yang tidak pernah kulihat. dan pernyataan terakhirku itu adalah luapan amarahnya yang selama ini ia pendam.ia bilang ,ia sudah cukup mendengar semua pengakuanku yang menyakitkan.air matanya tiada hentinya mengalir bahkan tubuhnya pun tidak dapat menahan rasa sakit dihatinya.[berlinang air mata].jika aku terus memohon,memohon dia disampingku,apa mungkin dia menolaknya.mungkin saja ia mau memaafkan ku dan menerimaku kembali tapi aku tidak pernah tahu sebesar apa rasa sakit dihatinya terhadapku.inilah saat nya aku harus pasrah atas semua yang ia putuskan.’’ 

Rio sangat mengerti sifat Kartika hingga ia dapat menebak isi hati yang kini Tika rasakan.rasa sakit yang selama ini Tika pendam untuk menjaga keutuhan hubungan,terpecahkan jua.Kartika tidak lagi dapat menahan sakit dihatinya mengetahui fakta status Mila dan anak Mila.hal itu yang membuat Tika ingin menyerah dengan hubungan ini.dan tiba waktunya mereka bertemu.

          ‘’terima kasih kamu sudah mau bertemu.’’[ucap Rio senyum tipis]

          ‘’mungkin kamu sudah tahu jawaban ku.’’[ucap Tika tanpa senyum]

         ‘’iya.aku sangat mengerti semua yang kamu rasakan bahkan aku tidak lagi berani berharap.tapi aku tidak yakin hati ini bisa melupakanmu saat hubungan kita berakhir.........Tika.......![berlinang air mata].aku mencintaimu,aku ingin membahagiakanmu tapi justru dengan masa laluku kau tersakiti.bila aku diberi kesempatan merubah rasa sakitmu,aku ingin melakukannya,aku ingin membuatmu bahagia.’’

          ‘’aku ingin jujur padamu,perasaan yang selama ini tidak dapat kuungkap dihadapanmu.wanita dimanapun akan merasakan sakit  dengan semua pengakuan menyakitkan dari kekasihnya.hati sempat terluka,aku sangat marah.tapi amarah itu begitu saja reda disaat aku mengenang masa indah bersama,mimpi- mimpi yang kita bangun.aku ingin mencapai mimpi itu bersamamu.untuk itu aku bertahan.....![berlinang air mata].namun saat ini,aku berfikir mungkin kita memang tidak ditakdirkan bersama.kau punya anak,bahkan ibu dari anak itu seseorang yang sangat kukenal,seseorang yang kutempatkan khusus dihatiku,dia juga yang mengecewakanku.dan kini dia pernah berada dihatimu memilikimu,memiliki semuanya.....![menghela nafas,meneteskan air mata].aku tidak sanggup bila harus melanjutkan hubungan ini diantara bayang-bayangnya.aku tidak ingin anak itu dibesarkan dalam keluarga yang tidak utuh.untuk itu aku memilih menyerah,mengubur semua impian kita.aku juga berharap kamu memikirkan kebahagiaan anakmu.’’

       ‘’jadi kau menyerah bukan karena kau ingin bebas dari rasa sakit hatimu selama denganku.kamu menyerah untuk menyerahkan aku bersama Mila?...tidak Tik,kamu salah,kamu salah menilai semua yang aku lakukan padamu.aku membuka semua rahasiaku karena aku ingin kau mempercayaiku sepenuhnya,tujuanku,masa depanku bersamamu.aku tidak ingin menikahi Mila.Mila pun tidak pernah berharap hidup bersamaku.’’

       ‘’kau bilang tidak ingin serakah,kau tidak ingin menjadi pria egois.aku tidak menyuruhmu untuk memilihku atau anakmu,namun aku tidak ingin menjadi penghalang kebahagiaan anakmu.aku memikirkan ini untuk anakmu.kau pasti tahu yang diinginkan seorang anak bila melihat kedua orang tuanya belum bersatu.’’

        ‘’Tika.....!’’

        ‘’kau memberi kebebasnku untuk memutuskan yang terbaik untuk ku.ini keputusanku,ini....yang terbaik untuk ku.’’[mengeluarkan kotak cincin dan kunci rumah,memberikan kotak itu kepada Rio lalu pergi tanpa kata-kata]

Rio pun tidak dapat menahan kepergian Tika.kebebasan yang Rio berikan kepada Tika untuk melakukan apapun yang terbaik untuk Tika bukanlah keputusan yang ingin Rio dengar.Rasa cinta yang begitu besar dirasakan Tika terhadap Rio,mampu meredakan rasa sakit dihatinya namun penghalang cinta mereka bukan dari pengakuan-pengakuan Rio,melainkan dari seseorang yang sangat berharga dalam hidup Rio.Kini Rio tidak lagi dapat meyakinkan Tika untuk tetap bersamanya dan hanya menerima keputusan Tika dengan ikhlas.

Selepas bertemu Tika,Rio kembali kerumah masih dengan wajah murung.melihat Rio berjalan hendak masuk kedalam kamar tanpa bicara sepatah katapun terhadap Rita dihadapannya,membuat Rita cemas.namun Rita hanya berdiam diri membiarkan  Rio memasuki kamarnya dan menutup pintu.dalam benak,Rita mengaetahui semua yang dirasakan Rio setelah mengetahui bahwa semua rahasia sudah diketahui Tika.Rita pun dapat menebak dari raut wajah murung Rio bahwa Tika telah mengambil keputusan terburuk yang Rita sendiri tidak ingin menerimanya.seperti yang dirasakan Rio saat ini,Kartika pun tidak dapat menutupi rasa sakitnya memutuskan hubungan disaat cinta masih membara dihatinya.keputusan yang terbaik menurutnya bukanlah keputusan yang terbaik bagi dirinya.Tika pun tidak ingin menjadi wanita egois bahagia bersama orang yang dicintainya dengan mengorbankan kebahagiaan orang lain.ia pun lebih memilih menyakiti diri sendiri.Farah pun merasakan kesedihan saat Tika menangis tiada henti di pelukannya,hanya tangis yang dapat Tika ungkap kan sebagai luapan sakit yang mendalam tanpa kata-kata.

            Mengikhlaskan semua yang telah terjadi dan melanjutkan hidup adalah sikap terbijak yang kini mereka jalani.hari demi hari Kartika maupun Rio berusaha menjalani kehidupan normal tanpa harus bermurung diri.Kartika lebih menyibukan diri dengan pekerjaan seakan tidak memiliki masalah apapun.namun sekeras apapun Kartika berusaha menutupinya,dalam benaknya masih tersimpan rindu besar kepada Rio.rindu yang akhirnya hanya dapat diluapkan oleh foto satu-satunya yang tersimpan dilaptop pribadinya serta deraian air mata.

       ‘’Tik,udah siang makan yuk.’’[ucap Nana tiba-tiba masuk keruang kerja Tika tanpa mengetuk pintu]

Tika pun terkejut dan sebera menghapus air mata yang terlanjur dilihat Nana.

       ‘’kenapa Tik?’’[ucap Nana heran,mendekati Tika]

       ‘’tidak apa-apa[menutup laptop],ayo kita makan siang.’’[Tika bergegas bernjak dari kursi mengajak Nana keluar ruangan]

Seraya mengikuti Tika keluar ruangan dan berjalan hendak keluar kantor,sempat terbesit dalam benak Nana mengenai air mata yang menetes diwajah Tika dengan menatapi laptopnya.Nana pun memutuskan kembali keruang kerja Tika dengan beralasan mengambil dompet yang tertinggal dimeja kerja Nana dan Tika pun mempercayai begitu saja alasan Nana tanpa curiga.benar saja firasat Nana mengenai sikap aneh Tika menatapi laptop sambil menangis.dibuka laptop itu dan terpampang foto Rio satu- satunya yang tersisa setelah Tika menghapus semua foto dari ponselnya dihadapan Nana beberapa hari yang lalu.tanpa membuat Tiak curiga,Nana segera menyusul Tika yang sudah duduk dikantin kantor.hingga makan siang usai dan mereka kembali kekantor hendak melanjutkan pekerjaan,Tika kembali membuka laptopnya dan menyadari foto Rio terhapus.

         ‘’kenapa tidak ada,siapa yang menghapusnya?’’

Perlahan pintu terbuka.

         ‘’nyari seseuatu Tik?’’[tanya Nana selidik]

Menyadari Bahwa Nana mengetahui penyebab dirinya menangis.

       ‘’kamu hapus fotonya?’’

       ‘’kamu bilang nggak mau ada kenangan apapun tentangnya termasuk wajahnya makanya kamu hapus semua foto itu dihp dan semua album dirinya yang terpajang dirumah kamu,kamu hilangkan semuanya.kenapa foto dilaptop itu kuhapus kamu terlihat panik?.’’

       ‘’kupikir dengan menghapus dan menghilangkan semua barang darinya bisa membantuku melupakannya tapi.....![berlinang air mata] kenangan dipikiran ini tidak mau hilang.aku berusaha sekuat mungkin memendam rasa rindu ini,tapi tidak bisa.aku tidak bisa tidak melihat wajahnya walau hanya berupa gambar.bagaimana aku bisa melupakan wajahnya kalau setiap rindu ini datang aku tidak sanggup menahannya Na.tapi aku nggak boleh lemah,aku harus kuat,aku harus yakin bahwa aku bisa melupakannya iya kan,aku harus melupakannya Na.’’[menangis terisak-isak]

Nana mendekati Tika lalu memeluknya.

        ‘’nggak mudah Tik melupakan seseorang yang ada dihatimu hanya dalam hitungan hari.butuh waktu lebih lama.bila memang tidak ada kesempatan lagi untuk kamu bersamanya,kamu harus melupakannya seberapa beratpun harus kamu jalani.’’

       ‘’iya,aku harus melupakannya Na,aku harus melupakannya.’’

Melepas pelukan.

        ‘’berarti foto Rio satu-satunya ini sementara aku pindahkan di hp ku ya.’’

        ‘’kamu tidak menghapusnya?’’

        ‘’karena foto ini satu-satunya yang kamu punya,mana berani aku hapus begitu saja.aku 
cuma mau uji perasaan kamu,ternyata memang belum bisa.kenapa tidak kuhapus,karena kamu masih masa uji coba,kalau nanti rindu beratmu itu nggak bisa dibendung lagi.nggak mungkin juga kamu bertemu dengannya kan.foto ini solusinya.’’

         ‘’terima kasih ya Naa,kamu selalu mendukung setiap keputusanku.’’

         ‘’sebagai sahabat,aku ingin yang terbaik untuk mu’’[ucap Nana kembali memeluk Tika]

Dukungan yang selalu Nana tunjukan dihadapan Tika mulanya sebuah bentuk pengertian dari seorang sahabat,namun melihat Tika tidak memiliki kebahagiaan sedikit pun setelah memutuskan hubungan dengan Rio.sebagai seorang sahabat yang sangat peduli kebahagiaan Tika,Nana mulai bergerak melakukan cara untuk kebahagiaan Tika.perasaan yang dirasakan Rita sebagai ibu kandung Rio melihat anak kesayangannya tidak lagi banyak tersenyum bahkan lebih sering diam termenung dikamar seorang diri,menimbulkan kekhawatiran dibenak Rita.Rita sangat mengerti penyebab kandasnya senyum diwajah Rio,untuk itu Rita memikirkan beberapa cara untuk membujuk Kartika merubah pikiran tentang Mila dan Rio.tanpa sepengetahuan Rio,Rita berkunjung kerumah Farah terlebih dahulu.

         ‘’sekali lagi saya minta maaf atas rahasia yang selama ini saya dan Rio tutupi dari ibu dan Tika.tujuan saya menutupinya bukan untuk membohongi siapapun.ibu tahu ini sebuah aib,bahkan saat saya mendengarnya pun hati saya sangat sakit,saya ingin sekali membenci Rio,membenci mantan kekasihnya dan anaknya,namun sebagai seorang ibu,saya tidak sanggup membenci anak saya sendiri.Rio juga sudah dewasa,dia sudah seharusnya bertanggung  jawab semua perbuatannya.disisi lain,saya ingin sekali Rio menikah dengan Tika karena saya tahu yang kini Rio cintai hanya tika,yang membuat Rio berubah hanya Tika.untuk itu mengapa saya tidak membuka aib itu kepada ibu dan Tika.sampai akhirnya Rio memutuskan membukanya...![berlinang air mata].saya sadar,saya hanya ingin kebahagiaan anak saya tidak peduli apa yang akan Tika rasakan mengetahui kenyataan itu.namun saya bukan Tika,saya Rita ibu dari Rio.saya tidak bisa diam pasrah melihat anak saya seperti kehilangan sesuatu dalam hidupnya.ibu tahu kan alasan Tika memutuskan hubungan ini karena Mila ibu dari anaknya Rio.’’

       ‘’saya sudah mengetahui semuanya tentang Mila dari Nana,dan Tika sudah memberithau saya alasannya untuk tidak dapat bersama Rio.sebagai seorang ibu yang mengurus Tika sejak kecil,saya dapat merasakan keputusan Tika bukan keputusan dari hatinya,ia mempertimbangkan kebahagiaan orang lain.ia tidak ingin menjadi penghalang siapapun.itulah sifat Tika.bagaimana saya bisa menyuruhnya memikirkan perasaannya sendiri bila keputusanya itu sudah tepat walau itu menyakiti hati tika.seperti tika,saya juga pasrah.mungkin memang mereka tidak ditakdirkan bersama.saya hanya berdoa untuk diberi kekuatan kepada tika melupakan rio dan mengikhlaskan rio bersama Mila dan anaknya.sudah seharusnya Mila dan Rio bersatu untuk kebahagiaan anaknya.saya rasa ibu akan mengerti juga bila posisi ibu seperti Mila,melakukan sebisa mungkin untuk kebahagiaan anaknya.’’

       ‘’bagaimana dengan perasaan nya,apa ibu tidak sedih melihat sikap anak kita seperti itu?’’

       ‘’kita tahu anak kita sudah sama-sama dewasa,mereka sudah seharusnya mengambil keputusan sendiri,dan seharusnya juga mereka bisa mempertanggung jawabkan keputusan mereka.tika yang memutuskan melakukan itu,ia yang harus menghadapi rasa sakitnya dan berjuang mengatasinya.saya sebagai seorang ibu hanya dapat mendoakan tika mendapat kebahagiaan lain.’’

Tidak seperti Rita yang berusaha mendapatkan senyum Rio dengan cara menyatukan sumber kebahagiaan Rio yaitu bersama Kartika,cara yang dilakukan Farah untuk menyembuhkan luka dihati Kartika adalah mendoakan Kartika mendapatkan kebahagiaan lain selain bersama Rio.seketika harapan yang sebelumnya dimiliki Rita kepada Farah untuk menyatukan Rio dengan Kartika terbuka lebar, pupus setelah mendengar pernyataan Farah yang secara tidak langsung menolak permintaan Rita.
bersambung....