Masa-masa
sulit bersama penyakit yang bersarang ditubuh kartika telah dilewati penuh
dengan air mata.senyum lebar terpancar kembali dari wajahnya,luka jahitan
operasi yang berangsur mengering bersamaan tubuhnya yang kembali sehat hingga
mampu menatap masa depan bahagia bersama Rio.seakan tidak memiliki masalah,Rio
pun menikmati masa-masa indah bersama Kartika kembali.setelah mendapatkan rumah
untuk Mila dan Rima,sedikit banyak Rio dapat berlega hati bahwa ibunya telah
kembali kerumah.satu masalah yang harus diselesaikan Rio yaitu mengungkapkan
kenyataan Rima dihadapan Kartika yang selalu didesak Rita untuk segera
diselesaikan,namun tidak jua memiliki
keberanian Rio menerima resiko terburuk mengenai hubungan mereka yang mulai
kembali indah.
‘’bagaimana keadaan mu,masih harus periksa rutin?’’[tanya
Rio,bersantai disebuah taman faforit mereka]
‘’kata dokter,aku dinyatakan sembuh total tapi tetap
harus menjaga kesehatan dengan baik.’’
‘’mulai sekarang kamu harus jaga kesehatan.jangan terlalu
sibuk,jangan makan makanan sembarangan,jangan males olah raga.semua itu yang
harus dipatuhi.aku akan selalu mengingatkan kamu.’’
‘’iya kekasih ku tercinta,sebagai calon istri yang baik pasti akan menuruti
nasihat kamu.''
‘’coba ulang lagi kata kedua sesudah kata iya,kayaknya
kurang keras deh.’’
‘’dasar kamu.’’
‘’ayo dong’’[ucap Rio manja]
‘’kekasih ku tercinta yang sangat sangat sangat aku
cinta,terima kasih,terima kasih banyak atas semua rasa cinta yang kamu berikan
untukku.aku akan selalu bersamamu selamanya’’[ucap Tika tepat ditelinga Rio]
Seketika Rio terpaku mendengar pernyataan Tika.betapa
Kartika bahagia memiliki seorang kekasih yang menurutnya sangat sempurna dan
beruntung memiliki kekasih seperti Rio.disamping semua kebahagiaan yang tengah
Tika rasakan,Rio hanya dapat ikut tersenyum getir mendengar pernyataan
Tika.dalam tatapan diam dihadapan Kartika,seakan matanya dapat mengungkapkan
sebuah pertanyaan yang hanya terucap dalam hati,{‘’apakah kalimat itu akan
terucap kembali jika kau tahu aku telah membohongimu tentang kenyataan
itu?’’}.Kartika pun dibuat bingung dengan tatapan Rio yang mulai memerah.
‘’kenapa?,kamu tidak apa-apa kan,tidak ada yang salah
kan?’’[tanya Tika heran’]
‘’tidak,tidak apa-apa.....[menghela nafas].mungkin ini
sudah saatnya.....aku ingin.....memberitahu mu sesuatu.....’’
Tiba-tiba ponsel Kartika berdering.dilihat ponsel tertera
nama ibu Farah.
‘’sebentar ya aku angkat dulu.halo bu ada apa?’’
Rio kembali menatap Kartika yang tidak lepas dari senyum
manisnya kala menerima telepon.keberanian yang sempat datang beberapa detik
lalu,tiba-tiba menghilang kembali saat melihat wajah riang Kartika setelah
menerima telepon dari ibu Farah.
‘’hari ini salah satu anak panti berulang tahun,ibu merayakannya.aku
disuruh datang,kamu mau datang kesana?’’
‘’sekarang?’’
‘’iya.ibu lupa kasih tahu aku,makanya ia telpon aku
dadakan.aku harus beli kado dulu.’’
‘’ya sudah aku temani.’’
Rio memilih mengurungkan niatnya untuk membuka fakta itu
dan ikut megantarkan Kartika membeli kado memeriahkan pesta ulang tahun anak
panti.larut dalam kebahagiaan pesta,sejenak melupakan semua rasa takut dalam
hati Rio,begitu pun besarnya kebahagiaan yang tengah Kartika rasakan sangat
terpancar jelas diwajah cantiknya bahwa semua beban yang ia rasakan telah
hilang bebas dan hanya kenyamanan hidup yang kini Kartika jalani tanpa
mengetahui akan ada ujian kepercayaan dan kesetiaan cintanya terhadap Rio.
Kenyamanan
hidup jua mulai dinikmati Mila setelah menempati rumah kontrakan baru atas
bantuan Rio.seolah memulai kehidupan baru,Mila kembali bersemangat mencari
pekerjaan lain dan melupakan semua masa-masa kelam dihari yang lalu.Rio pun
berusaha memperbaiki semua salahnya,salah satunya menerima Rima dikehidupannya
dengan melakukan berbagai pendekatan untuk meyakinkan Rima bahwa Rio bisa
menjadi seorang ayah yang bertanggung jawab.
‘’bagaimana,betah tinggal disini?’’[tanya Rio sembari
membawa makanan serta buah-buahan untuk Rima dan Mila]
‘’iya,tempat ini lebih baik dari kontrakan
sebelumnya,Rima juga terlihat menyukainya.’’
‘’syukurlah,mana Rima?’’
‘’dia ada dikamarnya,sepertinya ia masih kaku menerima
kamu,kamu harus lebih sabar.’’
‘’aku mengerti,anak seumur Rima sudah bisa membedakan
orang yang ia sayangi dan tidak.kamu ini,sudah tahu Rima sangat tidak bisa
kehilangan kamu,apa yang kau lakukan kemarin mau pergi tinggalin dia.’’
‘’itu,kan sudah kubilang tidak ada jalan lain demi
keselamatan Rima dan karena hutang.’’
‘’oh iya,renternir itu tidak teror kamu lagi kan.lebih
baik diselesaikan secepatnya,kamu punya nomornya?’’
‘’tidak,aku sudah mengganti nomor telpon jadi yang lama
sudah ku buang.aku tidak yakin mereka hanya ingin hutang ku lunas,ada niat
jahat dibalik semua itu.biarkan saja,lagi pula selama aku tinggal dirumah mu
dan disini tidak ada orang yang mencurigakan.’’
‘’mereka punya niat lain selain hutang kamu?.itu berarti
mereka kemungkinan masih berusaha menemukan kamu.’’
‘’sudahlah jangan dipikirkan,aku hanya ingin berfikir
kedepan.aku akan mencari pekerjaan supaya hidup kami bisa kembali normal dan Rima
bisa sekolah lagi.’’
‘’soal sekolah Rima,kamu daftarkan saja segera,aku yang
akan menanggung biaya sekolah,kamu bilang aku harus bertanggung jawab.ini
langkah pertama yang bisa kulakuakn sebagai rasa tanggung jawabku sebagai
ayah’’
‘’ternyata aku bisa memegang janjimu.’’
‘’aku ingin memperbaiki semuanya,semua kesalahanku.’’
‘’bagaimana dengan tunanganmu,dia sudah sehat?’’
‘’iya,ia sembuh dan sangat sehat.tapi aku belum
memberitahunya,setiap kali keberanian ini tumbuh,setiap kali melihat
senyumnya,tiba- tiba ak ciut,tidak ada keberanian lagi.’’
‘’sepertinya kau sangat mencintainya.aku sangat mengerti
perasaanmu,aku pun sangat mengerti perasaan dia jika mengetahui fakta ini,tapi
jika kau menyembunyikan nya hingga kalian menikah,itu akan lebih menyakitkan
hati dia.sebagai seorang wanita,kepercayaan, kejujuran adalah kekuatannya untuk
mencintai seorang pria.jika semua itu sudah runtuh,lambat laun rasa itu pun
ikut runtuh.kesalahan ku padamu karena kurangnya rasa percayaku akan kejujuran
hatimu hingga aku merasa tidak puas.kamu percaya cinta sejati,jodoh sehidup
semati,kamu percaya takdir?.semua itu nyata,jika memang ia
takdirmu,jodohmu,siapa yang bisa menghalangi!’’
Rio terdiam menyerap setiap perkataan Mila.seketika
keyakinan Rio tumbuh,keberanian untuk mengungkapkan fakta itu sudah bulat
sebulat bulan yang kini sedang menyinari langit gelap.
‘’kamu benar,aku seharusnya tidak boleh takut,apapun
resikonya itulah balasanku.aku yakin tika takdirku.aku harus kesana
sekarang,aku harus memberitahunya sekarang.’’
‘’aku siap membantu jika ada salah paham diantara
kalian.’’
‘’kalau gitu aku pergi dulu,terima kasih dukungan
kamu.’’[beranjak dari sofa]
Dengan semangat baru dan keyakinan penuh,Rio bergegas
pamit.setelah dipastikan mobil melaju,Rima yang sedari tadi memantau mobil Rio
dari balik jendela kamar,ia pun keluar dari kamarnya.
‘’ibu kira kamu sudah tidur?’’[tanya Mila heran]
‘’om Rio datang lagi ya.’’
‘’kamu ngintip ya,pura-pura ngantuk pas om rio datang dan
masuk kamar.’’
‘’aku nggak suka sama om rio.mau om rio beliin aku
apapun,aku nggak akan pernah suka dan nggak mau manggil dia ayah.’’
‘’biarpun kamu nggak mau panggil om rio dengan sebutan
ayah,kenyataan yang harus kamu ingat bahwa ayah kandung kamu adalah om rio.kamu
tidak bisa memutuskan hubungan itu nak.mama sangat mengerti perasaan kamu,mama
nggak akan paksa kamu,kamu akan mengerti sendiri.’’
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu.
‘’pasti om rio lagi.’’
‘’tunggu ya,mama buka dulu.’’
Mila pun membuka pintu
‘’ibu Mila Sartika?’’[tanya dua pria sopan]
‘’iya,saya sendiri,ada apa ya?’’
Dalam perjalanan belum jauh dari rumah Mila,Rio melihat
bungkusan kecil berisi bando anak kecil.
‘’ya ampun kenapa bisa lupa,ini kan buat
Rima.[menghentikan mobilnya].aku berikan ini dulu deh,mumpung masih dekat.’’[mobil
berbalik arah]
Tanpa basa basi pria betubuh besar membekap Mila dengan
sapu tangan hingga pingsan.spontan Rima teriak melihat ibunya pingsan ditangan
dua pria misterius.
‘’tutup mulut anak itu,gue yang bawa wanita ini.’’[ucap
salah satu pria]
Temannya pun mendekati Rima hendak menghentikan teriakan
Rima.dengan sigap Rima lari menghindari pria itu,berbagai benda bahkan buah dan
makanan dari Rio yang masih terbungkus rapih dimeja ruang tamu dijadikan senjata Rima untuk melawannya sambil
berlari mengitari ruang tamu hingga pria itu terpeleset tumpahan
makanan.kesempatan itu digunakan Rima untuk keluar dan mengejar Mila yang telah
dibawa oleh salah satu pria lain menuju mobil yang sudah terparkir diseberang
jalan.tidak mau kalah,pria yang terpeleset segera bangkit dan mengejar
Rima.sedikit lagi Rima tertangkap,tiba-tiba tonjokan keras menghantam tulang
pipi pria itu,perkelahian pun terjadi.dengan sedikit kemampuan bela diri,Rio
dapat menghadapi serangan pria bertubuh besar hingga berhasil melumpuhkannya.Rima
yang berusaha membuka pintu mobil tidak henti memanggil Mila,berhasil dihalangi
satu temannya.
‘’diam anak kecil.[menutup mulut Rima].lu mau ikut ibu
lo?,ok.masuk sana’’[membuka pintu mobil,mendorong Rima masuk mobil]
Belum sempat dia menutup pintu,Rio kembali melayangkan
bogem mentah hingga pria itu terjatuh kesakitan.tanpa diberi ampun,Rio memukul
pria itu membabi buta hingga pria itu memohon ampun.
‘’brengsek,apa mau kalian ha!’’[tanya rio menarik kerah
baju pria itu yang sudah tidak mampu berdiri ]
‘’wanita itu harus bayar hutang bos kami,kami hanya
disuruh bawa dia.’’[ucap pria itu terbata-bata sambil meringis kesakitan]
Belum sempat Rio bertanya kembali,dengan cepat pria yang
dihajar sebelumnya oleh rio kembali bangkit dan menikam Rio dengan pisau tepat
dipinggang rio.dari kejauhan terlihat dua satpam berpatroli mendekat kearah
mereka.
‘’ayo cepat kita pergi,ada satpam.’’[ucap pria itu
membantu temannya yang babak belur masuk kedalam mobil dan membiarkan Rio
terbaring menahan sakit ]
Dari sisa tenaga yang dimiliki Rio,ia berusaha membuka
pintu mobil.
‘’rimaaa,keluar.rimaaaa.’’[ucap rio dengan suara serak]
‘’mama bangun,ayo kita keluar,mama bangun.’’[ucap rima
masih menangis]
Belum sempat rima membuka pintu,dua pria itu sudah masuk
dan mengunci semua pintu.
‘’cepat jalan.’’
‘’kunci,mana kuncinya.’’
‘’lo taro mana sialan.cepat cari.’’[bentak temannya]
‘’sebentar sebentar.ini dia dikantong gua.’’
Dua satpam bersepeda semakin dekat,Rio kehabisan tenaga
membuka pintu yang sudah terkunci dan ia pun terjatuh kembali dengan darah yang
terus keluar,dua pria itu pun semakin panik melihat dua satpam mulai curiga dan
mempercepat laju sepeda.
‘’goblok banget si lo,nyalain mobilnya,liat mereka
datang.’’
‘’jangan teriakin gua,kuncinya ga bisa masuk kalau tangan
gua gemeteran.’’
‘’brengsek,sini[bermaksud merebut kunci,namun kunci
terjatuh].sialan kenapa lo jatuhin tuh kunci.’’[teriak pria itu emosi tinggi]
Tengah disibukan mengambil kunci mobil yang terjatuh,dua
satpam itu spontan menggedor-gedor kaca mobil hendak memecahkan kaca.kepanikan
kembali mendera dua pria itu.Rima kembali teriak meminta tolong melihat satpam
diluar mobil.kunci sudah ditemukan,baru saja berhasil menghidupkan mesin
mobil,kaca mobil tepat posisi sopir pecah kemudian disusul posisi sebelah
sopir.dengan ancaman tongkat pemukul,mereka keluar mobil dan berhasil
dibekuk.tidak lama kemudian berdatangan polisi disusul ambulance yang
sebelumnya dihubungi oleh salah satu satpam.
bersambung...