Jumat, 07 November 2014

episode 20



          Masa-masa sulit bersama penyakit yang bersarang ditubuh kartika telah dilewati penuh dengan air mata.senyum lebar terpancar kembali dari wajahnya,luka jahitan operasi yang berangsur mengering bersamaan tubuhnya yang kembali sehat hingga mampu menatap masa depan bahagia bersama Rio.seakan tidak memiliki masalah,Rio pun menikmati masa-masa indah bersama Kartika kembali.setelah mendapatkan rumah untuk Mila dan Rima,sedikit banyak Rio dapat berlega hati bahwa ibunya telah kembali kerumah.satu masalah yang harus diselesaikan Rio yaitu mengungkapkan kenyataan Rima dihadapan Kartika yang selalu didesak Rita untuk segera diselesaikan,namun tidak jua  memiliki keberanian Rio menerima resiko terburuk mengenai hubungan mereka yang mulai kembali indah.

        ‘’bagaimana keadaan mu,masih harus periksa rutin?’’[tanya Rio,bersantai disebuah taman faforit mereka]

       ‘’kata dokter,aku dinyatakan sembuh total tapi tetap harus menjaga kesehatan dengan baik.’’

     ‘’mulai sekarang kamu harus jaga kesehatan.jangan terlalu sibuk,jangan makan makanan sembarangan,jangan males olah raga.semua itu yang harus dipatuhi.aku akan selalu mengingatkan kamu.’’

      ‘’iya kekasih ku tercinta,sebagai  calon istri yang baik pasti akan menuruti nasihat kamu.''

      ‘’coba ulang lagi kata kedua sesudah kata iya,kayaknya kurang keras deh.’’

      ‘’dasar kamu.’’

      ‘’ayo dong’’[ucap Rio manja]

      ‘’kekasih ku tercinta yang sangat sangat sangat aku cinta,terima kasih,terima kasih banyak atas semua rasa cinta yang kamu berikan untukku.aku akan selalu bersamamu selamanya’’[ucap Tika tepat ditelinga Rio]

Seketika Rio terpaku mendengar pernyataan Tika.betapa Kartika bahagia memiliki seorang kekasih yang menurutnya sangat sempurna dan beruntung memiliki kekasih seperti Rio.disamping semua kebahagiaan yang tengah Tika rasakan,Rio hanya dapat ikut tersenyum getir mendengar pernyataan Tika.dalam tatapan diam dihadapan Kartika,seakan matanya dapat mengungkapkan sebuah pertanyaan yang hanya terucap dalam hati,{‘’apakah kalimat itu akan terucap kembali jika kau tahu aku telah membohongimu tentang kenyataan itu?’’}.Kartika pun dibuat bingung dengan tatapan Rio yang mulai memerah.

       ‘’kenapa?,kamu tidak apa-apa kan,tidak ada yang salah kan?’’[tanya Tika heran’]

       ‘’tidak,tidak apa-apa.....[menghela nafas].mungkin ini sudah saatnya.....aku ingin.....memberitahu mu sesuatu.....’’

Tiba-tiba ponsel Kartika berdering.dilihat ponsel tertera nama ibu Farah.

        ‘’sebentar ya aku angkat dulu.halo bu ada apa?’’

Rio kembali menatap Kartika yang tidak lepas dari senyum manisnya kala menerima telepon.keberanian yang sempat datang beberapa detik lalu,tiba-tiba menghilang kembali saat melihat wajah riang Kartika setelah menerima telepon dari ibu Farah.

       ‘’hari ini salah satu anak panti berulang tahun,ibu merayakannya.aku disuruh datang,kamu mau datang kesana?’’

       ‘’sekarang?’’

       ‘’iya.ibu lupa kasih tahu aku,makanya ia telpon aku dadakan.aku harus beli kado dulu.’’

        ‘’ya sudah aku temani.’’

Rio memilih mengurungkan niatnya untuk membuka fakta itu dan ikut megantarkan Kartika membeli kado memeriahkan pesta ulang tahun anak panti.larut dalam kebahagiaan pesta,sejenak melupakan semua rasa takut dalam hati Rio,begitu pun besarnya kebahagiaan yang tengah Kartika rasakan sangat terpancar jelas diwajah cantiknya bahwa semua beban yang ia rasakan telah hilang bebas dan hanya kenyamanan hidup yang kini Kartika jalani tanpa mengetahui akan ada ujian kepercayaan dan kesetiaan cintanya terhadap Rio.

         Kenyamanan hidup jua mulai dinikmati Mila setelah menempati rumah kontrakan baru atas bantuan Rio.seolah memulai kehidupan baru,Mila kembali bersemangat mencari pekerjaan lain dan melupakan semua masa-masa kelam dihari yang lalu.Rio pun berusaha memperbaiki semua salahnya,salah satunya menerima Rima dikehidupannya dengan melakukan berbagai pendekatan untuk meyakinkan Rima bahwa Rio bisa menjadi seorang ayah yang bertanggung jawab.

         ‘’bagaimana,betah tinggal disini?’’[tanya Rio sembari membawa makanan serta buah-buahan untuk Rima dan Mila]

        ‘’iya,tempat ini lebih baik dari kontrakan sebelumnya,Rima juga terlihat menyukainya.’’

       ‘’syukurlah,mana Rima?’’

       ‘’dia ada dikamarnya,sepertinya ia masih kaku menerima kamu,kamu harus lebih sabar.’’

        ‘’aku mengerti,anak seumur Rima sudah bisa membedakan orang yang ia sayangi dan tidak.kamu ini,sudah tahu Rima sangat tidak bisa kehilangan kamu,apa yang kau lakukan kemarin mau pergi tinggalin dia.’’

         ‘’itu,kan sudah kubilang tidak ada jalan lain demi keselamatan Rima dan karena hutang.’’
        ‘’oh iya,renternir itu tidak teror kamu lagi kan.lebih baik diselesaikan secepatnya,kamu punya nomornya?’’

        ‘’tidak,aku sudah mengganti nomor telpon jadi yang lama sudah ku buang.aku tidak yakin mereka hanya ingin hutang ku lunas,ada niat jahat dibalik semua itu.biarkan saja,lagi pula selama aku tinggal dirumah mu dan disini tidak ada orang yang mencurigakan.’’

       ‘’mereka punya niat lain selain hutang kamu?.itu berarti mereka kemungkinan masih berusaha menemukan kamu.’’

         ‘’sudahlah jangan dipikirkan,aku hanya ingin berfikir kedepan.aku akan mencari pekerjaan supaya hidup kami bisa kembali normal dan Rima bisa sekolah lagi.’’

         ‘’soal sekolah Rima,kamu daftarkan saja segera,aku yang akan menanggung biaya sekolah,kamu bilang aku harus bertanggung jawab.ini langkah pertama yang bisa kulakuakn sebagai rasa tanggung jawabku sebagai ayah’’

        ‘’ternyata aku bisa memegang janjimu.’’

        ‘’aku ingin memperbaiki semuanya,semua kesalahanku.’’

        ‘’bagaimana dengan tunanganmu,dia sudah sehat?’’

         ‘’iya,ia sembuh dan sangat sehat.tapi aku belum memberitahunya,setiap kali keberanian ini tumbuh,setiap kali melihat senyumnya,tiba- tiba ak ciut,tidak ada keberanian lagi.’’

          ‘’sepertinya kau sangat mencintainya.aku sangat mengerti perasaanmu,aku pun sangat mengerti perasaan dia jika mengetahui fakta ini,tapi jika kau menyembunyikan nya hingga kalian menikah,itu akan lebih menyakitkan hati dia.sebagai seorang wanita,kepercayaan, kejujuran adalah kekuatannya untuk mencintai seorang pria.jika semua itu sudah runtuh,lambat laun rasa itu pun ikut runtuh.kesalahan ku padamu karena kurangnya rasa percayaku akan kejujuran hatimu hingga aku merasa tidak puas.kamu percaya cinta sejati,jodoh sehidup semati,kamu percaya takdir?.semua itu nyata,jika memang ia takdirmu,jodohmu,siapa yang bisa menghalangi!’’

Rio terdiam menyerap setiap perkataan Mila.seketika keyakinan Rio tumbuh,keberanian untuk mengungkapkan fakta itu sudah bulat sebulat bulan yang kini sedang menyinari langit gelap.

        ‘’kamu benar,aku seharusnya tidak boleh takut,apapun resikonya itulah balasanku.aku yakin tika takdirku.aku harus kesana sekarang,aku harus memberitahunya sekarang.’’

         ‘’aku siap membantu jika ada salah paham diantara kalian.’’

         ‘’kalau gitu aku pergi dulu,terima kasih dukungan kamu.’’[beranjak dari sofa]
Dengan semangat baru dan keyakinan penuh,Rio bergegas pamit.setelah dipastikan mobil melaju,Rima yang sedari tadi memantau mobil Rio dari balik jendela kamar,ia pun keluar dari kamarnya.

         ‘’ibu kira kamu sudah tidur?’’[tanya Mila heran]

         ‘’om Rio datang lagi ya.’’

         ‘’kamu ngintip ya,pura-pura ngantuk pas om rio datang dan masuk kamar.’’

         ‘’aku nggak suka sama om rio.mau om rio beliin aku apapun,aku nggak akan pernah suka dan nggak mau manggil dia ayah.’’

         ‘’biarpun kamu nggak mau panggil om rio dengan sebutan ayah,kenyataan yang harus kamu ingat bahwa ayah kandung kamu adalah om rio.kamu tidak bisa memutuskan hubungan itu nak.mama sangat mengerti perasaan kamu,mama nggak akan paksa kamu,kamu akan mengerti sendiri.’’

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu.

        ‘’pasti om rio lagi.’’

        ‘’tunggu ya,mama buka dulu.’’

Mila pun membuka pintu 

       ‘’ibu Mila Sartika?’’[tanya dua pria sopan]

       ‘’iya,saya sendiri,ada apa ya?’’

Dalam perjalanan belum jauh dari rumah Mila,Rio melihat bungkusan kecil berisi bando anak kecil.

       ‘’ya ampun kenapa bisa lupa,ini kan buat Rima.[menghentikan mobilnya].aku berikan ini dulu deh,mumpung masih dekat.’’[mobil berbalik arah]
Tanpa basa basi pria betubuh besar membekap Mila dengan sapu tangan hingga pingsan.spontan Rima teriak melihat ibunya pingsan ditangan dua pria misterius.

        ‘’tutup mulut anak itu,gue yang bawa wanita ini.’’[ucap salah satu pria]

Temannya pun mendekati Rima hendak menghentikan teriakan Rima.dengan sigap Rima lari menghindari pria itu,berbagai benda bahkan buah dan makanan dari Rio yang masih terbungkus rapih dimeja ruang tamu  dijadikan senjata Rima untuk melawannya sambil berlari mengitari ruang tamu hingga pria itu terpeleset tumpahan makanan.kesempatan itu digunakan Rima untuk keluar dan mengejar Mila yang telah dibawa oleh salah satu pria lain menuju mobil yang sudah terparkir diseberang jalan.tidak mau kalah,pria yang terpeleset segera bangkit dan mengejar Rima.sedikit lagi Rima tertangkap,tiba-tiba tonjokan keras menghantam tulang pipi pria itu,perkelahian pun terjadi.dengan sedikit kemampuan bela diri,Rio dapat menghadapi serangan pria bertubuh besar hingga berhasil melumpuhkannya.Rima yang berusaha membuka pintu mobil tidak henti memanggil Mila,berhasil dihalangi satu temannya.

          ‘’diam anak kecil.[menutup mulut Rima].lu mau ikut ibu lo?,ok.masuk sana’’[membuka pintu mobil,mendorong Rima masuk mobil]

Belum sempat dia menutup pintu,Rio kembali melayangkan bogem mentah hingga pria itu terjatuh kesakitan.tanpa diberi ampun,Rio memukul pria itu membabi buta hingga pria itu memohon ampun.

          ‘’brengsek,apa mau kalian ha!’’[tanya rio menarik kerah baju pria itu yang sudah tidak mampu berdiri ]

          ‘’wanita itu harus bayar hutang bos kami,kami hanya disuruh bawa dia.’’[ucap pria itu terbata-bata sambil meringis kesakitan]

Belum sempat Rio bertanya kembali,dengan cepat pria yang dihajar sebelumnya oleh rio kembali bangkit dan menikam Rio dengan pisau tepat dipinggang rio.dari kejauhan terlihat dua satpam berpatroli mendekat kearah mereka.

        ‘’ayo cepat kita pergi,ada satpam.’’[ucap pria itu membantu temannya yang babak belur masuk kedalam mobil dan membiarkan Rio terbaring menahan sakit ]

Dari sisa tenaga yang dimiliki Rio,ia berusaha membuka pintu mobil.

        ‘’rimaaa,keluar.rimaaaa.’’[ucap rio dengan suara serak]

        ‘’mama bangun,ayo kita keluar,mama bangun.’’[ucap rima masih menangis]

Belum sempat rima membuka pintu,dua pria itu sudah masuk dan mengunci semua pintu.

        ‘’cepat jalan.’’

        ‘’kunci,mana kuncinya.’’

        ‘’lo taro mana sialan.cepat cari.’’[bentak temannya]

        ‘’sebentar sebentar.ini dia dikantong gua.’’

Dua satpam bersepeda semakin dekat,Rio kehabisan tenaga membuka pintu yang sudah terkunci dan ia pun terjatuh kembali dengan darah yang terus keluar,dua pria itu pun semakin panik melihat dua satpam mulai curiga dan mempercepat laju sepeda.

       ‘’goblok banget si lo,nyalain mobilnya,liat mereka datang.’’

       ‘’jangan teriakin gua,kuncinya ga bisa masuk kalau tangan gua gemeteran.’’

       ‘’brengsek,sini[bermaksud merebut kunci,namun kunci terjatuh].sialan kenapa lo jatuhin tuh kunci.’’[teriak pria itu emosi tinggi]

Tengah disibukan mengambil kunci mobil yang terjatuh,dua satpam itu spontan menggedor-gedor kaca mobil hendak memecahkan kaca.kepanikan kembali mendera dua pria itu.Rima kembali teriak meminta tolong melihat satpam diluar mobil.kunci sudah ditemukan,baru saja berhasil menghidupkan mesin mobil,kaca mobil tepat posisi sopir pecah kemudian disusul posisi sebelah sopir.dengan ancaman tongkat pemukul,mereka keluar mobil dan berhasil dibekuk.tidak lama kemudian berdatangan polisi disusul ambulance yang sebelumnya dihubungi oleh salah satu satpam.
bersambung...

Selasa, 04 November 2014

episode 19



         Matahari kembali bersinar,Rio menguatkan hati untuk menjalani hari seakan tidak terjadi masalah dihari kemarin.peristiwa kemarin sudah berlalu namun perasaan yang berkecamuk tidak dengan mudah berlalu secepat pergantian hari.kekecewaan Rita terhadap kenyataan yang cukup membuat luka dihatinya masih terasa sakit setiap melihat wajah Mila maupun Rio.Rita memilih pergi dari rumah berharap dapat mengurangi sakit dihatinya jika tidak melihat wajah anak yang telah membuatnya kecewa mendalam.sayangnya niatnya diketahui Mila terlebih dahulu melihat Rita sudah berpakaian rapih dengan membawa tas besar.


       ‘’ibu mau kemana?,ibu belum sehat betul kan.lebih baik ibu istirahat saja.’’[ucap Mila khawatir]


      ‘’kamu fikir dengan terbukanya fakta ini,kamu sudah merasa punya hak mengaturku terlebih memanggilku ibu.asal kamu tahu,walaupun dia benar anak kandung Rio,saya tidak pernah merestui kalian.saya hanya ingin Tika menjadi menantu saya.’’


        ‘’demi tuhan,tidak sedikitpun terbesit dipikiran saya untuk menikah dengan Rio dari awal saya menemuinya.tujuan saya menemuinya hanya satu yaitu membuka kenyataan anak itu.Rima berhak mengetahui orang tua kandungnya,anak itu berhak bahagia bu.dan saya akan berusaha sekuat tenaga saya untuk selalu membahagiakan Rima.’’


Mendengar keributan,Rio segera keluar dari kamarnya.


       ‘’Mila,apa apaan ini.belum cukup kegaduhan yang kamu buat kemarin pada ibuku dan kini kamu mau membuat ibuku pingsan lagi?’’


       ‘’ibumu yang memulai pertengkaran ini Rio.aku berniat baik menegur ibumu untuk tidak pergi karena kondisinya,tapi ia justru……..’’


       ‘’sudah-sudah,saya tidak mau hari ini ada pertengkaran lagi....tapi ibu mau kemana?’’


       ‘’sebelum wanita ini pergi dari rumah ini,ibu tidak akan mau tinggal disini,ibu juga ingin menenangkan diri dulu.’’


       ‘’dimana lagi ibu mau tinggal kalau bukan disini?.ini rumah ibu.’’


       ‘’dimanapun ibu tinggal jangan temui ibu.terus terang ibu sangat kecewa sama kamu,bahkan saya tidak sanggup melihat Kartika jika ia mengetahui kenyataan ini.’’


        ‘’aku tahu aku salah bu,aku terima hukuman apapun dari ibu,tapi aku mohon jangan menghindar seperti ini.kita bisa bicara baik-baik menyelesaikan masalah ini baik-baik.jangan buat aku khawatir dengan kepergian ibu.aku mohon jangan pergi.’’


        ‘’ibu tidak ingin menghukummu,ibu yakin kamu telah dihukum oleh Tuhan atas dosa yang kamu lakukan.kalian sudah dewasa,kalian yang melakukan kesalahan ini,kalian juga yang harus menyelesaikan masalah ini,jangan bawa ibu.dan ibu akan tetap pergi,ibu tidak bisa disini dalam keadaan  seperti ini.’’


          ‘’ibu.’’[Rio menahan tangan Rita agar tidak pergi]


         ‘’kamu mau membunuh ibu secara perlahan,kamu fikir dengan ibu bertahan disini rasa sakit dihati ini bisa hilang begitu saja?,ibu sangat kecewa,ibu sakit hati tapi ibu tidak bisa membenci kamu.tolong mengerti perasaan saya sekarang ini.’’[meninggikan suara,berlinang air mata]


         ‘’baiklah jika ibu bersikeras.tapi aku harus tahu dimana ibu tinggal.aku akan mengantar ibu.’’


        ‘’tidak perlu.’’


        ‘’ibu tidak ingin menjenguk Kartika?,Tika belum tahu masalah ini.aku ingin menutupinya sampai Tika sehat.aku tidak ingin Tika curiga.aku masih berharap Tika menerimaku.’’


Rita diam sejenak merenungi perkataan Rio tentang Kartika.dalam benak,Rita tidak mampu melihat Kartika tersenyum bahagia ditengah kebohongan yang mereka tutupi.sedang Rita pun tidak ingin melepas Kartika sebagai calon menantu.demi tujuan itu,Rita menerima ajakan Rio untuk bertemu Kartika.Rio berhasil mengalihkan pikiran Rita yang sempat ingin pergi dari rumah,beralih menjenguk Kartika berharap dengan melihat Kartika,Rita berubah pikiran dan hatinya sedikit lebih tenang.benar saja prediksi Rio,ketika bertemu Kartika,wajah murung Rita berubah seakan tidak terjadi masalah.Rio pun berusaha menutupi wajah sedihnya dengan terus tersenyum melihat Kondisi Kartika semakin baik.alasan Rio bahwa ia harus meninggalkan Kartika saat operasi karena kondisi Rita yang kelelahan membuat Kartika percaya tanpa curiga hingga akhirnya tidak ada lagi keganjilan yang Kartika rasakan sebelum bertemu Rio kemarin setelah ia terbangun dari efek obat bius.canda tawa pun terjalin kembali dari wajah mereka,tidak tertinggal Farah dan Nana ikut menceritakan lucunya sikap Kartika saat terbangun tidak melihat sang pangeran hati yang berjanji akan setia menunggunya usai operasi,dijelaskan pula wajah panic bercampur kesal ketika mendapati kenyataan pujaan hatinya tidak jua datang walau hari sudah larut.Rio yang mendengar betapa Kartika amat sangat mencintainya hingga merasa cemas dikala Rio tidak dapat memenuhi janjinya bukan justru memarahinya karena telah mengingkari janji,bahkan  sedikitpun Kartika tidak menunjukan kecurigaannya terhadap alasan Rio membuat Rio bertambah berat membuka semua kenyataan itu terhadap wanita yang sangat mempercayai dan mencintainya setulus hati.begitupun perasaan yang dirasakan Rita terhadap kepercayaan Kartika yang amat besar pada Rio sedangkan anak kebanggaannya telah mencoreng kepercayaan yang diberikan Kartika.merasa tak sanggup melihat kebahagiaan Kartika melihat pujaan hatinya sehat walafiat dihadapannya,Rita menjauh dari kebahagiaan mereka dengan beralasan ingin ke toilet,justru dirinya keluar untuk meluapkan semua rasa sakitnya menahan rahasia besar yang akan membuat semua senyum itu berubah menjadi hujan tangis.Rio pun merasakan perubahan wajah Rita ketika keluar ruangan,ia pun mencari alasan untuk keluar ruangan berniat menyusul ibunya.


       ‘’sayang,aku keluar sebentar ya mau beli minuman.’’


Dengan mudah Kartika mempercayai ucapan Rio dan Rio bergegas mengikuti Rita berjalan jauh dari ruangan Kartika.


       ‘’ibu.’’[panggil Rio berlari mengejar Rita]


Rita pun menghentikan langkah dengan deraian air mata.


       ‘’ibu nggak kuat.kenapa kamu bisa menyimpan semua ini darinya.kamu tau tika begitu percaya sama kamu,bagaimana nanti kalau ia tahu kenyataan itu.ibu nggak bisa membayangkan apa yang terjadi nanti.’’


       ‘’perasaanku selama ini pun tersiksa setiap waktu harus tersenyum dihadapannya memberikan harapan-harapan kosong.aku pun tidak bisa membayangkan nasib hubunganku dengannya,tapi aku masih ingin berharap tika memaafkanku dan tetap bersamaku,aku masih ingin ia percaya padaku.aku nggak sanggup kehilangan dia bu,aku mohon ibu bantu aku.bantu aku meyakini tika untuk terus bersamaku walau nantinya fakta itu terbongkar.hanya ibu yang bisa meyakini tika disaat kepercayaannya padaku runtuh.’’

Keegoisan Rio terhadap kebahagiaan dirinya semata hanya karena rasa cinta yang begitu besar terhadap Kartika hingga tidak ingin mengorbankan salah satu kebahagiaan dalam hidupnya.Rita pun tidak dapat menolak dari hati terdalamnya menginginkan Kartika menjadi menantu walau dapat terbayangkan betapa sakitnya hati Kartika jika semua fakta itu terungkap.


Hingga Kartika diperbolehkan pulang dari rumah sakit,tidak sedikitpun kecurigaan menghantui benaknya.Rio berhasil menutupi kembali fakta yang hampir merenggut hubungan mereka.seperti tidak terjadi masalah apapun,Rita pun ikut menutupi aib anaknya bahkan ia lebih sering memperhatikan Kartika sejak dirumah sakit hingga diperbolehkan menjalani perawatan dirumah demi untuk lebih dekat dengan Kartika.


       ‘’biarpun kamu boleh pulang,tetap harus ingat kata dokter.minum obat yang teratur,jaga pola makan dan harus rutin chek up.’’


       ‘’terima kasih,ibu mau menemani saya.saya jadi nggak enak.’’


       ‘’jangan bicara seperti itu,sebentar lagi saya akan jadi ibu kamu,wajar saya memperhatikan kamu seperti anak kandung saya.lagi pula ibu farah kan tidak bisa sering menjenguk kamu,saya yang tidak ada pekerjaan harus membantu calon besan juga kan.’’[ucap Rita penuh senyum]


       ‘’ibu bisa saja.aku janji aku akan cepat sehat dan cepat mewujudkan impian ibu menjadi menantu ibu.aku akan menjadi menantu yang akan selalu membahagiakan ibu.’’


       ‘’kamu memang anak baik.Rio sangat beruntung memiliki kamu.ibu juga sangat bersyukur dipertemukan anak baik seperti kamu.ibu hanya berharap kamu bahagia bersama Rio dengan segala kekurangannya.maafkan ibu tidak bisa mendidik Rio menjadi anak baik......saya sangat berterima kasih sekali atas cinta dan kepercayaan yang kamu berikan terhadap Rio.’’[ucap Rita berlinang air mata]


        ‘’ibu....seharusnya saya yang bicara seperti itu.saya yang tidak sempurna,saya yang memiliki kekurangan.ibu dan Rio masih mau menerima saya disaat saya tidak lagi sempurna menjadi seorang wanita,saya sangat berterima kasih banyak.’’
Rita memeluk Kartika erat bersamaan deraian air mata yang mengalir deras dari wajah mereka.
bersambung