Senin, 29 Juni 2015

episode 35



    Tanpa membicarakan kembali bersama Kartika perihal penjualan rumah,Rio hendak berkemas bersiap diri berangkat kebandung malam setelah ia pulang kerja.Rita pun heran melihat Rio mengepak beberapa baju dan memasukan map berisi surat-surat rumah kedalam tas.


        “kau mau kemana Rio?,bukannya makan dulu.kamu kan baru pulang kerja.”[tegur Rita heran]


        “aku mau kebandung bu.ibu tahu rumah yang kubeli untuk Tika,aku akan jual.”


        “kenapa dijual,berakhirnya hubungan kalian bukan berarti berakhir pula semua yang sudah kalian miliki.”


        “siapa yang mau menempatinya bu.Rima sekolah disini dan Mila bekerja disini,tidak mungkiin mereka pindah kebandung,apa ibu mau menempati rumah itu sendiri?,aku tidak bisa tinggal disana,aku tidak akan bisa melupakan tika jika rumah itu kutempati.dari pada tidak terpakai,lebih baik kujual uangnya pun bisa untuk sekolah Rima.lagi pula tika sudah menyetujuinya.”


       “terserah kamu saja,ibu tidak lagi bisa membujukmu.”[ucap Rita kecewa]


Rita keluar dari kamar Rio dengan wajah murung.Rio pun merasakan kesedihan Rita,namun ia tidak dapat berbuat banyak untuk mengembalikan senyum diwajah ibunya.sebelum pergi,Rio menyempatkan diri menghubungi Kartika untuk memberitahu perihal penjualan rumah.berkali-kali Rio menghubungi Kartika namun tidak dijawab,ia pun mengirim pesan suara kenomor Kartika berharap Kartika mendengarkan pesan suara darinya.alasan Kartika tidak menjawab panggilan dari Rio bukan karena ia tidak ingin bicara dengan Rio ataupun berusaha menghindar.Kartika bermurung diri dikamar setelah mendapat pernyataan dari Mila dan Farah,pikirannya hanya berkutit seputar hal yang terjadi beberapa jam yang lalu hingga tak menyadari ponsel nya masih tersimpan rapih didalam tas.Nana yang sempat menghubungi Tika pun tidak mendapat jawaban dan akhirnya menghubungi Farah.


          “jadi Tika masih dirumah ibu.”


          “iya,ibu membiarkan tika sendiri.”


          “Mila tidak cerita apa-apa denganku,tapi pasti Mila bicara tentang Rio kepada Tika.aku harap Tika mengambil keputusan sesuai hatinya.sehingga ia tidak lagi terluka.”


         “ibu yakin kali ini Tika akan mengambil keputusan sesuai hatinya.”


         “semoga saja ya bu.”
 

        Pagi tiba,Rio sudah berdiri dibalkon seraya menghirup udara segar.tidak lama pak udin pengurus rumah datang dan sempat terkejut melihat Rio.


        “aden kapan sampai,saya tidak lihat aden masuk rumah?”[tanya udin heran]


        “semalam saya tiba disini,karena saya membawa kuncinya,saya tidak menghubungi mang Udin dulu.”


        “aden pasti berat melepas rumah ini.”


       “mau bagaimana lagi mang,dari pada tidak ada yang menempati.”


        “saya turut bersedih den.saya pikir aden dengan non Kartika sangat cocok,namun yang namanya jodoh ya den.kalau memang bukan jodoh mau dikata apa lagi.”


       “mang Udin benar,kalau belum jodoh mau dikata apa lagi.”


        “pasti Aden belum sarapan,saya beli sarapan dulu ya den.”


       “tidak perlu mang,saya beli sarapan sendiri saja sambil menikmati udara segar.”


       “kalau begitu saya langsung bersih-bersih saja ya.”


        Dirumah Farah,Kartika sudah bersiap-siap hendak pulang.matanya tidak lagi bengap karena menangis,wajah murungnya pun sudah tidak terlihat,Kartika telah mengambil keputusan setelah semalaman merenung tanpa tertidur.
                                                                             
       "bagaimana perasaanmu sekarang?"[tanya Farah membuka percakapan sembari menyiapkan sarapan untuk Tika]

       "Mila berhasil membuat hatiku tercengang,aku kembali mengingat awal kami bertemu dan tekadku untuk berusaha menerima Rio apa adanya.kenapa aku bisa lupa itu ketika Rio membuat hatiku sakit,membuat aku sangat kecewa.....!. satu hal yang masih kutakuti.akankah Rima menerimaku,seperti kata Mila."

      "kamu ragu dengan pernyataannya?"

      "aku ragu saat Mila bilang bahwa Rima akan menerima ku juga.sebagai orang ketiga dalam kehidupan Rima,aku memiliki ketakutan bahwa aku lah penyebab hilangnya kebahagiaan Rima bersama ibu bapaknya."

        "ibu mengerti maksud kamu.namun,setiap anak memiliki pemikiran masing-masing,tergantung cara orang tua memberi pengertian terhadap nya.entah mengapa, ibu memiliki keyakinan setelah melihat anak itu.Rima bukan tipe anak yang mudah iri,ia suka mencari kebahagiaan dengan mengenal banyak orang dan berbagi kebahagiaan dengan mereka.dia sudah mengenal kamu,kamu pasti tahu kesan pertama yang ia berikan padamu.cobalah lebih dekat lagi dengannya.bukankah ada pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang."

Kartika terdiam menyerap setiap perkataan Farah.sepanjang perjalanan pulang,Kartika masih memikirkan pernyataan Farah.dalam benak,Kartika mengakui kebenaran yang Farah utarakan tentang Rima,hingga ponsel tika berdering.menggunakan loudspeaker,Tika menjawab sembari menyetir.

          "akhirnya bisa angkat telpon.kamu masih dirumah Ibu Farah?"[tanya Nana]

        "aku dijalan mau pulang.kata ibu Farah semalam kamu hubungi aku berkali-kali.maaf ya,aku baru bisa jawab sekarang."

        "aku tahu,iya tidak apa-apa.hari ini kan libur,aku punya rencana.aku datang kerumahmu ya sekarang."

        "tapi Na."

        "jangan menolak,kali ini aku paksa.kita harus liburan hari ini,kita harus refreshing.pokoknya tunggu aku dirumah mu,jangan kemana-kemana."[ucap Nana tegas,lalu memutus percakapan.]


       dibalik rasa penasaran Kartika terhadap Nana yang tiba-tiba mengajaknya liburan tanpa boleh menolak,Nana memiliki rencana khusus terhadap Kartika.setelah mengakhiri percakapan,Nana tersenyum seraya menatap Mila yang sudah berada disampingnya sedari tadi mendengar percakapan Nana dan Kartika via ponsel.Mila pun telah mengetahui rencana liburan yang didalangi Nana sebagai pencetus ide untuk menyatukan Rima dan Kartika.tanpa curiga,Rima pun menyambut rencana liburan dengan senang hati.

          " sudah siap?"[tanya Nana kepada Mila dan Rima]

          "sudah  dong tante."[ucap Rima penuh senyum]

          "kalau begitu ayo kita berangkat,kita jemput tante Kartika dulu ya."

          "oh,tante Kartika ikut juga,asyik tambah rame dong."

           "tentu,tante Kartika,tante Nana sama mama kamu nggak boleh terpisah,jadi kami harus selalu bersama.kamu senang kan kalau banyak yang menyayangimu selain ibu kamu."

           " senang banget,aku senang mama banyak teman,aku juga senang punya banyak orang yang menyayangiku.ayo tante kita bernagkat sekarang."

           "oke.ayo."

mereka pun berangkat menggunakan mobil pribadi Nana menuju rumah Kartika.sementara dirumah,Kartika sudah membersihakan diri bahkan sudah mengganti pakaian,sambil santai menanti kedatangan Nana,Tika membuka ponselnya hendak menghubungi Nana.terlihat deretan panggilan tak terjawab dari Nana dan Rio.keterkejutannya bertambah ketika membuka pesan suara yang ditinggalkan Rio untuk Kartika.tanpa berpikir panjang,Kartika bergegas hendak menemui Rio sesuai isi esan suara tersebut.tidak lupa Kartika menghubungi Nana.

            "iya Tik,bentar lagi aku sampai."

            "maaf Na,aku nggak bisa ikut,ada urusan yang harus aku selesaikan sekarang.aku sudah dijalan,jadi kamu nggak perlu kerumah aku."

             "nggak bisa gitu,batalin semua urusan kamu,kita harus pergi bersama.kamu gimana sih."

             "ini lebih penting Na,aku harus bertemu Rio."

tiba-tiba percakapan terputus,ponsel Kartika mendadak mati.

             "halo Tik,Tika.kok dimatiin sih."

Nana mencoba menghubungi Tika kembali namun terdapat pesan suara operator bahwa nomor yang dituju sedang tidak aktif atau luar area servis.
bersambung.....

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar