Rabu, 17 Juni 2015

episode 34

    

       Kartika dan Mila datang kerumah farah,betapa terkejutnya mereka melihat Mila dengan Rima duduk diantara anak-anak panti.Rima yang melihat lebih dulu,menyapa Nana dan Kartika dan mengajak mereka duduk bersama,Mila pun menyambut mereka dengan senyum.Mila beranjak dari kursi mendekati Kartika.
 
           "apa kabar?,aku senang kalian mau datang.ayo kita duduk,ibu dan aku sudah masak banyak semata-mata untuk menyambut kita.tujuan ibu melakukan ini hanya untuk bersilahturahmi."[ucap Mila manis]

          "maaf,aku tidak bisa.na,kamu saja disini,aku pulang dulu."[ucap Tika sedikit kesal]

         "Tika!"[tegur Farah]

          "maaf bu."

 Tika pergi tanpa menjelaskan alasan pasti.dibalik rasa heran Rima dan anak panti lainnya mengenai sikap Tika.Farah,Nana dan Mila tahu pasti alasan Tika tidak dapat bertahan dengan situasi yang kini dihadapinya.Farah pun mengejar Kartika. 

         "Tika,menghindari masalah bukan cara baik untuk menyelesaikannya."

         "kami tidak punya masalah,jadi untuk apa aku menghindar,aku hanya.....tidak bisa melihat Mila untuk sekarang ini."

         "kalau memang diantara kalian sudah tidak ada masalah,kenapa kamu tidak bisa melihat wajahnya,kenapa kamu harus menghindarinya![Farah mendekati Tika].ibu tahu perasaan kamu saat ini,tapi masalah harus diselesaikan tidak baik diabaikan.dengarkan Mila untuk sekali ini saja.ia memberanikan diri datang kemari meminta bantuan ibu untuk mempertemukan mu dengannya,sudah jelas ada hal yang ingin ia katakan padamu.untuk hasilnya nanti semua keputusan tetap ditanganmu.ibu akan selalu menukungmu.ibu mohon kali ini."

Kartika diam sejenak,dengan berat hati ia menerima ajakan Mila bicara empat mata.setelah Nana berhasil mengajak Rima melihat-lihat suasana kamar anak panti,Mila menemui Tika yang sudah duduk ditaman belakang rumah.

        “tidak salah aku meminta bantuan ibu farah,hanya ibu Farah yang dapat membujukmu.”

       “aku menjaga perasaan ibu Farah,ia sudah kuanggap sebagai ibu dan sudah semestinya anak mendengarkan perkataan  ibunya.apa lagi yang ingin kau bahas dengan ku sampai harus merepotkan diri menyusun rencana seperti ini.”

       “aku dengar berakhirnya hubunganmu dengan Rio karena aku dan anakku.itu memang benar,secara tidak langsung aku penyebab berakhirnya hubungan kalian,tapi bila kau mengakhiri hubungan kalian karena kau tidak bisa menerima Rima,itu tidak baik.secara tidak langsung kau menyuruh Rio memilih antara rima dan dirimu.aku pun terbebani dengan pernyataanmu bahwa kami harus bersatu demi kebahagiaan Rima.kau tidak tahu pasti keinginan Rima,hanya aku yang mengetahui keinginan dan kebahagaiaan anakku dan anakku pun mengetahui kebahagiaanku.ia bukan anak egois dan aku pun bukan ibu yang memanjakan anak.kami berdua bisa saling mengerti.”

Tika terperangah mendengar pernyataan Mila.

         “untuk itu aku memintamu,jangan paksa hatimu menutupi rasa cinta yang masih tertanam.kau selalu seperti itu,berusaha menjadi pengalah,mengorbankan perasaan sendiri,memendam rasa sakit sendiri hingga akhirnya menyalahkan orang yang membuatmu sakit hati.jika saat itu kau bilang tidak ingin aku pergi,tidak ingin aku diadopsi orang dan tidak diam saja,mungkin aku tidak menggantikan posisimu.sekarang,kau ingin mengulang lagi,kau membiarkan hatimu sakit untuk membahagiakan Rima dengan bersatunya aku sebagai suami istri bersama Rio.aku tidak mau,aku tidak mau bahagia diatas penderitaan orang lain lagi,aku tidak mau kamu menjadi pahlawan yang penuh luka dihatimu.cinta tidak bisa ditukar,Tik.cinta yang kutahu adalah sebuah keegoisan,aku sudah egois meninggalkan Rio demi cinta baruku,aku egois demi rasa cinta ku terhadap Rima meminta Rio bertanggung jawab atas Rima hingga tidak kusadari, ada hati lain yang terluka.”[Mila meneteskan air mata]

 Tika pun hanya dapat meneteskan air mata tanpa mengeluarkan kata-kata.

        “aku ingin menyesal atas semua yang sudah terjadi,tapi buat apa disesali,semua sudah terjadi.tapi aku juga tidak ingin hanya berpasrah,aku ingin melakukan apa yang aku bisa untuk mengembalikan hubungan kalian.jika hanya itu alasanmu,aku sudah katakan aku tidak akan menikah dengan Rio,Rima tidak akan bersedih hanya karena kami tidak bersatu dalam ikatan pernikahan.anak seumur Rima hanya butuh kasih sayang dari kedua orang tuanya dan pendidikan yang layak.tanpa ikatan pernikahan,aku dan Rio pasti mampu membahagiakan Rima.jika kami dipaksa bersatu,belum tentu rima akan bahagia,karena sesuatu yang dipaksa pasti tidak akan berjalan baik,akan  ada keributan,akan ada hal-hal yang membuat Rima terganggu dan bisa memperburuk perkembangan Rima.lebih baik seperti ini,mengurus Rima bersama tanpa harus satu atap,tanpa ada ikatan apapun.lagi pula Rima terdaftar sebagai anak Didi suamiku,akte kelahirannya tertulis nama ayah Didi,dan aku tidak berencana untuk merubahnya,Rio pun tidak mengusik hal itu.seharusnya kau pun juga tidak mengusik hal itu.masa depan kalian yang harus kalian pikirkan.aku yakin Rima menerimamu,karena aku selalu terbuka dengannya mengenai hal yang harus ia ketahui termasuk kekasih Rio.Rima sudah tahu siapa kamu,ia pun tahu alasan aku tidak bisa bersama Rio yang pasti Rima sudah mengerti.jadi kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun.jika kau tidak percaya padaku,bicaralah dengan Rima,anak kecil tidak mungkin berbohong tentang perasaannya.”

Tika terpaku mendengar pernyataan Mila hingga pembicaraan usai. Mila,Rima serta Nana sudah pulang lebih dulu,Tika masih terpaku masih dengan linangan air mata.Farah pun mendekati Kartika.

        “semua keputusan ada ditanganmu.ibu hanya menyarankan,gunakan hatimu untuk memilih,karena kata hati selalu jujur.” 

 Tika bersandar dibahu Farah.

        “aku bingung bu.[meneteskan air mata].aku takut.Mila benar,aku takut berada diantara Rima dan Mila.”

        “kamu tulus mencintai Rio dan kamu yakin Rio juga tulus mencintai kamu?”

        “kenapa ibu bertanya hal itu?”

        “tanya kepada hati kecilmu,jika memang cintamu tulus,cinta Rio juga tulus,kenapa harus ada perasaan takut.jadilah dirimu sendiri,jadilah wanita yang dicintai Rio,yang mempercayai Rio,dengan begitu segala rasa takut akan tertutupi dengan besarnya cintamu terhadap Rio.Rio tidak takut mencintaimu,ia yakin ingin menikahimu,ia tidak takut dengan masalah yang ia hadapi,ia juga tidak takut dengan kekuranganmu.”

Kartika menyerap setiap kalimat yang Farah utarakan,ia pun kembali mengingat masa-masa pertama kali mengenal Rio hingga Rio memberanikan diri membuka semua masa kelamnya bersama sejumlah wanita.dengan segala kisah masa lalu Rio yang dapat membuat wanita mundur untuk mengenalnya lebih dalam,namun tidak bagi Kartika.Kartika mau mendengar semua pengakuan Rio,Kartika mau membuka hatinya untuk menerima Rio masuk kedalam kehidupannya hingga Kartika menerima pernyataan cinta rio tanpa ada rasa takut atas predikat yang melekat dikehidupannya.cinta Rio pun diuji dengan datangnya penyakit Kartika yang sangat berat hingga menguras air mata dan emosi,ketika Kartika divonis mengidap penyakit kanker rahim,ketika Kartika putus asa akan hidupnya,Rio tetap berada disisinya,membangkitkan semangat hidupnya,membuat Kartika yakin untuk sehat dan tetap bersamanya dengan kondisi apapun.Rio masih memiliki tekad menikahi Kartika disaat Kartika bukan lagi seorang wanita seutuhnya,disaat masalah Mila datang,disaat Kartika mundur perihal kenyataan yang terungkap.Rio masih memiliki harapan bersama Kartika.semua kenangan itu masih terniang jelas di otak Kartika.
bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar